Mohon tunggu...
OAP
OAP Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

Mulai menyukai sejarah dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebenaran Konstruksi Esensial Kedamaian

17 Desember 2024   13:43 Diperbarui: 17 Desember 2024   14:08 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebenaran Konstruksi Esensial Kedamaian 

Kebenaran adalah reason---alasan mengapa segala sesuatu ada dan berjalan sebagaimana mestinya. Ia adalah esensi, inti dari keberadaan, yang memberi makna pada setiap langkah dan tujuan hidup manusia. Dalam kebenaran, kita menemukan eksistensi yang sejati, sebab tanpanya, hidup hanyalah bayang-bayang dari realitas semu.

Kebenaran adalah sumber sukacita---kebahagiaan yang tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada kesadaran bahwa kita berjalan dalam terang yang murni. Ia adalah sumber damai sejahtera---ketenangan yang lahir dari keyakinan bahwa kita selaras dengan hukum alam dan tujuan penciptaan.

Betapapun luar biasanya perbuatan baik yang kita lakukan, jika tanpa kebenaran, kita hanya memenuhi tuntutan luar tanpa mengisi kekosongan jiwa. Hati akan tetap merasa ada yang kurang, bagaikan kapal tanpa kompas yang berlayar tanpa arah.

Kebenaran itu membebaskan, menyempurnakan, dan memulihkan. Hanya dengan kebenaran, kita menemukan keutuhan diri dan makna dari setiap tindakan. Tanpa kebenaran, semua pencapaian hanyalah ilusi yang memuaskan ego, tetapi meninggalkan kehampaan di kedalaman nurani.

Harus menjadi esensi dari setiap tindakan, sebab tanpanya, segala usaha hanya akan berakhir pada kehampaan. Kebenaran memberikan tujuan yang murni dan arah yang jelas dalam setiap langkah yang kita ambil. Ia adalah tolok ukur yang memisahkan antara tindakan yang berharga dengan yang sia-sia.

Tanpa kebenaran, perbuatan baik sekalipun bisa kehilangan makna, bagaikan pohon rindang yang akarnya rapuh—tampak indah, namun tidak kokoh. Kebenaran menanamkan ketulusan dalam niat, kejujuran dalam proses, dan keadilan dalam hasil. Ia membebaskan kita dari kepura-puraan dan memberi ruang bagi keaslian.

Dalam kebenaran, tindakan bukan sekadar upaya memenuhi harapan atau tuntutan eksternal, melainkan perwujudan nilai luhur yang berakar dalam hati. Sebuah perbuatan yang berlandaskan kebenaran akan membawa ketenangan, sekaligus menjadi sumber sukacita dan damai sejahtera, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun