Sekarang adalah zaman yang serba ada dan serba bisa. Semua yang diinginkan ada dan selalu bisa didapatkan melalui internet termasuk dalam mencari informasi bahkan informasi kesehatan baik fisik maupun mental.Â
Hal ini membuat orang-orang melakukan Self Diagnosis untuk menebak, memprediksi, mengetahui gejala keadannya atau masalah kesehatan mentalnya tanpa pergi ke Psikolog/Psikiater dan sekarang hal itu menjadi tren yang sudah sangat tidak asing.Â
Orang -- orang yang melakukan Self Diagnosis ini mengatakan bahwa mereka mengalami suatu gangguan jiwa atau gangguan kesehatan mental karena hasil dari 'Self Diagnosis' itu padahal sebenarnya tidak.
"Self Diagnosis adalah proses di mana individu mengamati dalam diri mereka sendiri,gejala patologi dan mengidentifikasi penyakit atau gangguan atas dasar itu tanpa konsultasi. Di sini, seorang individu mungkin menyesuaikan perilaku yang ditentukan secara kontekstual atau sifat disposisional, gejala."(Aaiz Ahmed,Stephen S,2017).Â
Penjabaran yang dilakukan oleh orang awam terhadap pengetahuan tentang kesehatan membuat orang-orang terpedaya untuk mengetahui penyakit mereka dalam sekejap.Â
Hanya dengan mengetikkan gejala atau hal yang mereka rasakan, menunggu beberapa detik dan keluarlah semua informasi sangat luas yang mereka gunakan untuk mendiagnosis diri mereka sendiri. Padahal tenaga profesional saja perlu mengulik selak beluk suatu masalahnya untuk mendiagnosis.
Banyak orang yang melakukan Self Diagnosis ini karena ingin mendapat perhatian dan empati karena mengidap suatu masalah gangguan kesehatan mental, hanya ingin ikutan tren saja (ingin terlihat keren), latar belakang klinis, ingin coba-coba karena penasaran, pengalaman hidup sebelumnya, berbagai sumber media.Â
Tetapi bisa juga karena "Orang-orang yang mengunjungi situs web diagnosa diri mungkin terlalu khawatir dengan kesehatan dan sensasi tubuh mereka; istilah cyberchondria" (Angela Ryan,Sue Wilson)
Pada umumnya mereka melakukan yang melakukan Self Diagnosis berawal dari ketika mereka membaca suatu hal tentang 'gangguan' kemudian membandingkan kriteria diagnostik dengan pola perilaku mereka untuk melihat apakah ada hubungannya.Â
Kemudian mereka merasa terhubung dengan 'gangguan' itu, selanjutnya mempelajari lebih tentang 'gangguan' tersebut membuat mereka gelisah tentang kemungkinan mengalami 'gangguan' tersebut.Â
Karena semakin banyak anda membaca,semakin anda mencoba untuk menghubungkannya.