Mohon tunggu...
Nurul Hikmah
Nurul Hikmah Mohon Tunggu... mahasiawa -

Nama : Nurul Hikmah NIM : E20152116 Kelas : ES3 Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : FEBI IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Money

Penerapan Sikap Jujur dalam Berbisnis

22 Oktober 2017   22:11 Diperbarui: 22 Oktober 2017   22:37 2420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di dalam berbisnis hendaklah dilakukan dengan cara-cara yang halal dan jujur. Di islam sudah diajarkan bagaimana cara berbisnis yang baik yang didalamnya terdapat pada akhlak kita sendiri. Dimana arti akhlak tersebut yaitu secara etimologi akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi'at. 

Sedangkan akhlak menurut istilah sebagaimana di ungkapkan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut : aklhlak adalah suatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seorang manusia yang dapat melahirkan suatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sopan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Apabila naluri tersebut melahirkan suatu tindakan dan kelakuan yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, maka disebut budi pekerti yang baik. Namun sebaliknya bila melahirkan tindakan dan kelakuan yang jahat maka disebut budi pekerti yang buruk. Dari akhak tersebutlah ada sifat-sifat yang perlu diterapkan dalam berbisnis salah satunya yaitu jujur (shiddiq) dimana arti dari shiddiq tersebut yaitu benar, jujur atau dapat dipercaya, ikhlas, tulus.

Siddiq merupakan hakikat kebaikan yang memiliki dimensi yang luas, karena mencakup segenap aspek keislaman. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT: "bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi seungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;dan (memerdekakan hamba sahaya), mendirikan solat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menempati janjinya apabila ia berjanji,dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya (yakin bersifat siddiq); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS Al-Baqarah: 177)

Ayat ini digambarkan dimensi yang dicakupi oleh siddiq yaitu meliputi keimanan, menginfakkan harta yang dicintainya, mendirikan solat, menunaikan zakat, menepati janji, bersabar dalam kesulitan, dll. Karena itulah, dalam ayat lain, Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa bersama-sama para shiddiqin: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (siddiq)."(QS At-Taubah: 119)

Shiddiq atau jujur adalah faktor utama untuk menuju kesuksesan dalam melakukan suatu bisnis atau usaha. Dalam berbisnis hendaklah harus menerapkan sifat nabi yang salah satu ini karena dengan sifat tersebut akan membuat kepercayaan pelanggan untuk membeli produk kita akan tetap terjaga karena jika kita berbuat curang terhadap pelanggan maka pelanggan tidak akan percaya lagi terhadap produk kita secara otomatis maka pelanggan kita akan berkurang dan dengan berkurangnya pelanggan maka bisnis kita akan terhambat.

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW telah dijelaskan bahwa shiddiq akan membawa seseorang pada keberkahan dari Allah SWT. hadistnya yaitu Rasulullah SAW bersabda: "penjual dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum berpisah. Maka jika benar dan jelas kedua, diberkahi jual beli itu. Tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapuslah berkah jual beli tersebut.

"Sesuai dengan hadis tersebut maka jika kita dalam berbisnis untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT kita harus bersikap terbuka dan jujur karena dalam anjuran Rasulullah terhadap etika bisnis islam kejujuran adalah modal utama dan dalam melakukan bisnisnya tidak hanya berniat untuk mencari keuntungan melainkan harus berniat untuk menolong orang lain juga, dari hal itu secara tidak langsung kita membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat lainnya serta dalam berbisnis tidak boleh menggunakan sumpah palsu karena itu termasuk dari perbuatan berbohong.

Bersikap jujur dalam usaha tidak hanya dilakukan terhadap pelanggan atau pembeli saja, melainkan kita selaku atasan atau pemilik usaha haruslah bersikap jujur pada semua karyawan atau bawahannya dimana dengan adanya bantuan tenaga dari karyawan tersebut maka pekerjaan kita akan terkurangi dan beban yang ditanggung juga akan berkurang. Serta sebagai imbalannya, maka karyawan tersebut akan mendapatkan upah atau gaji. Dalam hal pemberian upah tersebut kita juga harus bersikap jujur dalam hal pemberian upah yang sesuai dengan waktu yang disepakati dan nilai nominal upah tersebut tidak boleh dicurangi, karena jika kita tidak jujur maka nantik di akhiratlah kita akan mendapatkan balasannya.

Dan jika kita sebagai bawahan atau karyawan, kita juga harus bersikap jujur terhadap atasan. Sikap jujur kita terhadap atasan yaitu harus jujur dalam setiap melakukan semua hal diantaranya yaitu jujur dalam mengerjakan laporan atau tugas atasan ataupun dalam hal lain. Jika kita diberi tugas tersebut, kita janganlah memberikan janji palsu dengan cara penentuan tanggal pengumpulan tugas tersebut. Hendaknya kita berjanjilah sesuai dengan kemampuan kita dalam melakukan tugas tersebut. Karena jika kita sudah tidak tepat dengan janji tanggal atau waktu yang telah ditentukan maka nantinya pasti akan ada konsekuensi tersendiri yang diberikan oleh atasan dan dalam hal-hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sikap pemberian janji palsu tersebut jelas-jelas tidak boleh dilakukan karena nantinya akan merugikan salah satu pihak.

Sebenarnya, dalam melakukan sifat jujur ini bukanlah hanya dalam melakukan usaha bisnis, melainkan dalam kehidupan kita sehari-hari juga harus menerapkan sifat tersebut karena, hal apa saja yang kita lakukan di dunia ini nantik di akhirat pasti akan ada balasannya. Dimana balasannya nantik kita sendiri yang akan merasakannya.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun