Mohon tunggu...
Noer Rachman Hamidi
Noer Rachman Hamidi Mohon Tunggu... profesional -

Catatan Noer Rachman Hamidi www.rumah-hikmah.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemilu yang memilukan...?

30 Maret 2014   01:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa ini ibarat sebuah keluarga besar yang gemar berpesta. Dari waktu – ke waktu kita berpesta sehingga seolah tiada hari tanpa pesta ini – silahkan baca di media. Beritanya adalah pilkada ini, pilkada itu – persiapan pemilu ini dan itu, heboh partai ini dan itu – begitu seterusnya yang semuanya berujung pada urusan pesta (demokrasi !).


Karena semuanya sedang menikmati kemeriahan pesta – sampai-sampai lupa bahwa dalam urusan pesta-pun harus ada yang menyiapkan makanannya, agar semua tamu mendapatkan jatah makanannya secara cukup.


Lalu bagaimana dengan kekurangan makanan untuk rakyat di negeri ini?, Adakah pelayan-pelayan rakyat (disini namanya pemerintah) yang memikirkannya? ataukah memang sudah tidak ada yang mau memikirkannya lagi walaupun tanah yang luas, subur dan kaya ada di depan kita semua?


Semua negeri tetangga kita memiliki keamanan pangan yang lebih baik dari kita, meskipun hampir semuanya memiliki luasan lahan per penduduk yang bisa ditanami lebih rendah dari kita – kecuali Thailand.


Apakah artinya mereka rata-rata lebih pandai bertani dari kita ? bisa ya dan bisa tidak. Untuk Thailand bisa jadi mereka bertani lebih efektif dari kita disamping lahannya yang lebih luas. Tapi apa iya kita kalah bisa bertani dibandingkan Singapore yang nyaris tanpa memiliki lahan ? tentu tidak !


Kok Singapore memiliki index keamanan pangan tertinggi di ASEAN ?, mereka tidak pandai dan tidak bisa bertani tetapi mereka mampu membelinya – karena tingkat penghasilan mereka yang memang rata-rata tinggi.


Maka disinilah tantangan sesungguhnya. Tidak masalah kita tidak pandai bertani bila kita unggul di bidang lain apakah perdagangan, jasa, industry kreatif dlsb. sehingga kita mampu membeli atau mengamankan kebutuhan pangan kita.


Menjadi masalah bila di bidang-bidang yang lain kita tidak unggul sementara keunggulan satu-satunya yaitu berupa lahan yang jauh lebih luas dibandingkan dengan yang lain – tetapi tidak bisa kita garap secara optimal.


Keunggulan berupa sumber daya alam – khususnya lahan-lahan yang Alhamdulillah masih subur ini – seharusnya menjadi fokus peningkatan daya saing kita di era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN  yang akan mulai berlaku tahun depan.


Tantangan besar untuk mengamankan kebutuhan kita yang sangat mendasar yaitu pangan, Alhamdulillah sumber daya utamanya- yaitu lahan – masih dimiliki negeri ini. Bahkan bukan hanya pangan yang bersifat nabati, untuk pangan yang bersifat hewani-pun sumber terbaiknya ada di negeri ini bila kita mau merubah "mindset" kita dalam beternak. Kita harus mampu bertahan sebagai negeri agraris, agar tetap bisa mencukupi kebutuhan pangan penduduk negeri ini yang terus tumbuh bertambah banyak. InsyaAllah.


Lalu bagaimana dengan para pemimpin yang masih di-amanah-kan dan para calon pemimpin negeri ini yang sedang sibuk hiruk pikuk (bukan) untuk urusan umat ini...?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun