Kebun adalah cerminan kurikulum merdeka belajar. Merenda aneka pengetahuan mencapai tujuan. Yook bersama simbok kebun menelusurinya.
Beberapa waktu lalu simbok dan sahabat membersamai teruna kebun ke Soropadan Agro Festival II di Temanggung. Ini merupakan event kedua paskapandemi. Sebelumnya dikenal dengan sebutan Soropadan Agro Expo.
Hampir setiap penyelenggaraan kami sempatkan berkunjung belajar gelar teknologi dan produksi. Dolan sekaligus belajar bersama pelaku agrobisnis. Sekalian untuk racik konten kata pegiat media sosial. Kunjungan tahun lalu terpikat dengan alpukat si emas hijau yang diterakan di kolom kompas.com.
Kunjungan di akhir pekan luar biasa ramainya. Serasa tumplek blek di arena ini. Barisan murid Taman Kanak Kanak dibimbing guru. Tuwagapat murid berseragam pramuka berbaris memasuki arena. Cerianya seragam ibu KWT (kelompok Wanita Tani) pun aneka komunitas berbaur.
Para anak menyerbu arena mewarnai. Ibu-ibu memenuhi aula lomba penyajian kudapan dari ubi-ubian. Para bapak bergerombol di sekitar arena lomba mancing. Lah para muda/I memenuhi joglo utama tempat lomba barista. Seturut dengan agenda agro festival hari itu.
Merdeka belajar di kebun
Perhentian pertama yook simak produksi aneka varian beras. Suka nasi putih, merah, hitam, kuning atau obar-abir warna, ini beras yang dikemas kedap udara. Cantik dan rapi ya. Juga efisien ruang penyusunan karena kemasan berbentuk balok.
Pengingat orang tua, makan harus dihabiskan supaya butir nasi tidak menangis. Penghargaan atas jerih payah petani menabur sebutir gabah menuai serumpun padi. Mas teruna didapuk jadi peraga penanam bibit padi alias tandur dengan rice transplanter.