Sahabat Kompasianer memerlukan perluasan ladang tempat menulis? Mengapa tidak menjajal di rubrik 'kolom kompas.com' Menjawab pertanyaan sahabat kebun melalui artikel sederhana ini. Siapa tahu menjadi salah satu ajang menulis sahabat pada tahun 2023.
Siapa saja yang dapat menulis di kolom kompas.com?
Pertanyaan awal yang biasa muncul, loh memangnya saya boleh menulis di kolom kompas.com? Banyak media cetak pun digital menyediakan rubrik kolom. Penulisnya lazim disebut kolumnis. Salah satunya adalah Kompas.com yang mengajak kita menjadi kolumnisnya
Mari menyimak kriteria yang dicantumkan. Bukankah setiap kita memenuhinya. Mulai rekan mahasiswa pascasarjana. Setiap kita juga pekerja professional atau praktisi di bidang yang ditekuni.
Bagi kalangan akademisi, dosen, guru, peneliti, menulis adalah bagian keseharian. Pastinya banyak muatan yang dapat dikemas di rubrik ini. Budayawan pun seniman memiliki banyak bahan penulisan.
Pendek kata, mari dijajal saja. Pemilik akun kolom bukan hanya perseorangan. Layaknya di kompasiana beberapa institusi mengasuh atau menulis di rubrik kolom sebagai bagian layanan dan penjenamaan. Akun kolom kompas.com jadi penjenamaan diri (personal branding).
Nah, sudah mantap kan? Sahabat dapat memulai dengan tekan tombol daftar di sini dan mengikuti setiap langkah dengan sangat jelas. Dokumen yang diperlukan hanyalah alamat surel dan foto diri yang nantinya diubah menjadi karikatur oleh admin.
Usai mendaftar mari kita tunggu proses persetujuan. Biasanya tidak lama, pengalaman hanya selang jam saja. Siap lah kita mengirim artikel. Kita akan mendapat akun dengan dashboard untuk unggah artikel dan senarai artikel kita.
Penulisan artikelÂ
Artikel apa saja yang dapat dikirim? Tidak ada salahnya kita mencermati artikel yang sudah diunggah di rubrik ini. Kita akan mendapat gambaran teba dan kedalaman ulasan.
Telaah kritis solutif atas isu kekinian paling menonjol. Bukan hanya reaktif atas trend namun diperlukan sikap respon positif. Banyak artikel opini feature yang bersifat abadi tak lekang oleh waktu.
Panjang artikel juga bervariasi. Beberapa artikel ditayangkan cukup Panjang. Pengalaman pribadi antara 700-800 kata sebelum disunting editor rubrik. Satu hal yang kita perlu kedepankan adalah sajian sistematis, logis, etis dan minimal typo.
Pembeda utama menulis di kolom Kompas.com adalah tidak dapat langsung tayang seperti di kompasiana. Ada tahapan kurasi dan kita mendapat pemberitahuan.
Tulisan yang lolos akan diedit, nama editor muncul di artikel kita. Ditayangkan oleh editor, bukan kita sendiri. Waktu tunggu biasanya tidak terlalu lama.
Beberapa penulis penganggit artikel hard news warta dan respon peristiwa aktual mungkin terkendala dengan kegesitan waktu. Kecuali besutan artikel feature atau soft news yang lebih longgar saat tayangnya.
Bagaimana bila artikel ditolak?
Usai kita mengirim artikel seturut langkah yang tertulis, tibalah saat menunggu. Akan muncul notifikasi di dashboard artikel kita menunggu persetujuan. Nah menunggu bagian dari dag dig dug. Waktu tunggu sangat bervariasi dari hitungan jam hingga hari.
Hasil penantian akan kembali muncul dinotifikasi. Artikel disetujui memasuki tahap penyuntingan, tunggu hingga sudah tayang. Artikel akan tampil di akun kita siap dinikmati pembaca.
Penggenap artikel disetujui adalah tulisan kita tidak disetujui alias ditolak. Ini tampilan template penolakan, memang tidak tertulis spesifik.
Template penolakan saya sajikan, menjawab kegundahan sahabat kebun. Mengulik kamus, merasa tidak menulis berbau SARA, intinya belum disetujui. Tak usah kecil hati, artikel dapat dipermak dan dikirim ke ladang penulisan lain.
Diskusi dalam grup percakapan, artikel dibesut dan dapat ditayangkan di kompasiana. Beberapa menjadi artikel utama (AU). Nah setiap tulisan akan menemui pembaca dengan caranya sendiri.
Kapokkah bila artikel tidak disetujui? Sayang dong akun di kolom Kompas.com jadi melompong. Bila Sebagian penulis artikel langsung lolos disetujui, izinkan diri jadi bagian yang merasakan penolakan. Saya menerima pembelajaran ini, hehe.
Lanjut berproses mencoba lagi. Bila notifikasi tidak disetujui di dashboard warna merah kita menyerah, tidak akan merasakan gempita notif hijau tanda artikel disetujui. Anggap saja perjalanan melalui lampu bangjo abang ijo alias merah hijau versi wong Yogya.
Siap berkelana, mari mencoba menulis di kolom kompas.com menyalurkan hobi kita. Menyemangati dan membersamai sahabat kebun menyemai artikel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H