Jalan simpang yang tidak selalu menyimpang. Adakalanya modifikasi dari jalan utama (Simbok kebun)
Selaku simbok kebun penyuka blusukan tentunya menikmati setiap perjalanan. Semisal jalur pendek dari Salatiga-Semarang. Saya terpikat dengan kejadian remeh temeh amatan jalan simpang sepanjang jalan tol yang kami lalui. Ini nih ceritanya....
Begitu kami memasuki jalan tol Bawen-Semarang, secara berkala pandang kami diperhadapkan dengan jalan simpang. Simpang pertama adalah pilih arah Ungaran atau kembali ke Salatiga?
Saat kami menetapkan arah ke Semarang, dilanjutkan dengan simpang ke dua, keluar di Ungaran atau lanjut arah Banyumanik? Kami pun memilih lanjut arah Banyumanik. Mendekati pintu keluar Banyumanik, muncul pilihan, bener nih keluar Banyumanik atau lanjut arah Jatingaleh?
Lanjut ah... kembali kami diperhadapkan pada pilihan, hayuuk keluar Jatingaleh atau lanjut ke Krapyak atau bahkan arah Gayamsari. Karena setting awal adalah arah menuju Tugumuda tentunya kami memilih keluar di Jatingaleh dari ruas jalan tol Bawen-Semarang.
Kecermatan dan keawasan membaca penanda arah serta kesigapan menentukan arah sangat menentukan kelancaran berlalulintas di jalan raya. Betapa pengemudi menjadi kaget saat mobil didepannya yang berjalan di lajur kiri tetiba masuk ke lajur kanan karena salah membaca penanda di jalan simpang.
Betapa gedandapannya pengemudi yang anteng di lajur kanan dan tetiba menyadari mestinya sudah keluar di jalan simpang yang dilewatinya. Bersyukur bila pintu keluar berikutnya berjarak lumayan dekat.
Jalan simpang dan utama
Loh mana jalan simpang mana jalan utamanya? Sebutan jalan simpang dan utama bergerak dari setting awal kita menetapkan tujuan. Bila tujuan awal kita kota Semarang tentunya keluar di Ungaran ataupun Banyumanik bisa dikategorikan jalan simpang.
Pernahkan para sahabat Kompasiana tetiba keliru memilih jalur dan masuk ke jalan simpang? Apa saja peluang yang terjadi?
- Tidak sampai ke tujuan yang ditetapkan semula. Dari Salatiga hendak ke Semarang, keliru jalan simpang ke Solo. Apalagi bila selama perjalanan tidak mengecek posisi ataupun malu bertanya, tambah parah kalau memang tidak mengetahui tujuan perjalanan, maka drama tidak sampai ke tujuan yang ditetapkan semula bisa saja terjadi.
- Sampai ke tujuan yang ditetapkan semula namun membutuhkan waktu tambahan. Bagi seseorang yang sedang bergegas, salah belok ke jalan simpang yang menyebabkan tertundanya ke arah tujuan semula pastinya membuar rasa khawatir, terkejar nggak ya?
- Menikmati jalan simpang sebagai variasi. Saat kita tidak bergegas, tanpa sengaja salah arah ke jalan simpang tetap dapat dinikmati sebagai variasi, menjadi tahu keunikan jalur lain, keliru masuk ke jalur Ungaran ya disempatkan menikmati tahu bakso Ungaran dll.
- Menetapkan tujuan baru. Bisa jadi saat tanpa sengaja masuk kejalur simpang, kita diajak mengevaluasi penetapan tujuan awal dan menetapkan tujuan baru di rute yang kita lewati.