Sayur bobor daun labu siam/jipan menawarkan kesegaran. Asupan gizi serta potensi fitofarmaka pemelihara kesehatan. Filosofi terpendam dari labu siam.
Bobor daun labu siam yang segar
Melongok pojokan kebun tampak sesuatu yang berbeda. Tanaman labu siam (Sechium edule) atau jipan terlihat berdaun hijau merimbun. Berasal dari buah jipan yang terlalu tua untuk dimasak, sayang dibuang. Mencoba ditanam dan tumbuh subur.
Beberapa kali menanamnya. Ada yang tumbuh subur, sepadan antara kerimbunan daun dan keluarnya buah. Pernah menanamnya dan dominan daun lebat segar tanpa diimbangi buah yang sebanding.
"Lah mbak, sejak ditanami pare dengan buah lebatnya pernah dipupuk lagi nggak?"
"Ya enggak Mbok, hanya dipupuk panenan kompos dari lubang resapan biopori saja."
"Ooh untuk menghasilkan bunga dan buah, kompos dari biopori masih perlu diperkaya dengan tambahan unsur P, mbak... semisal penambahan gerusan kulit telor. Pantesan daunnya subur tapi tak berbunga dan berbuah."
Gemes melihat daun rimbunnya, mbak di rumah meminta izin untuk merompes tunas airnya atau disebutnya sirahan. Dengan terampil tangannya memetik tunas air, menjangkau pucuk yang menjalar tinggi.
Tralala...lumayan mendapat sejumlah pucuk labu siam. Esoknya tersaji menu bobor pucuk labu siam campur buahnya. Tentunya dengan asesori tempe bosok eh tempe yang over fermented.