Keseharian adalah universitas kehidupan. Setiap titah sebagai pembelajar. Alam Takambang Jadi Guru. Demikian peribahasa dari tlatah Sumatera Barat bagian sesanti merdeka belajar.
Peribahasa bagian warisan budaya
Peribahasa menjadi bagian dari komunikasi keseharian. Baik komunikasi secara lisan maupun tertulis. Penyampaian pesan, nasihat, pengingat pun semangat yang dipompakan kepada pasangan bicara maupun pembaca dengan halus.
Menyimak peribahasa secara verbal selalu terasa apik. Racikan diksi memikat juga guru lagu yang merdu. Layaknya bunga bahasa pembuhul keindahan penyemat pesan.
Tidak selalu berupa kalimat utuh, tak jarang berupa penggalan kalimat sahaja, semisal pagar mangkok. Wujud kebahasaan yang ringkas memuat kebenaran yang bersifat universal. Disampaikan secara estafet melintasi generasi alias turun temurun.
Galibnya manusia yang kurang suka mendapat teguran secara langsung. Peribahasa mewadahi pesan kiasan untuk menggambarkan tujuan tertentu. Maksud tercapai tanpa mengusik kegusaran penerimanya.
Peribahasa lahir sebagai produk budaya masyarakat setempat. Mengandung susunan materi kebahasaan lokal. Merangkum filosofi dasar yang hidup dan dihidupi oleh masyarakat setempat.
Diwarnai oleh adat, budaya, dan filosofi setempat. Juga ekosistem setempat. Semisal komunitas ngarai dan gunung.
Selalu ada benang merah pengikat antar budaya komunitas. Tak heran suatu pesan yang sama dinarasikan dengan ragam bahasa daerah.