Petani telah menerapkan metode sampling, pengambilan contoh dan penetapan masa panen yang tepat. Menempatkan keberlanjutan sebagai bagian merawat tradisi. Inisiasi dari langkah pemeliharaan kekayaan plasma nutfah.
Pesan berjaga-jaga dana darurat
Bagian panenan tertentu menjadi simpanan untuk kebutuhan mendesak tak terduga. Pembelajaran menyisihkan bukan menyisakan. Sebagaimana manusia pada umumnya, sulit sekali menyisihkan dan hampir tiada yang tersisa dari hasil yang tersedia. Secara terprogram, terencana melalui tatanan bersama dipaksakan menyisihkan panen untuk dana darurat.
Menanam adalah menari bersama alam. Tak selamanya dapat panen berhasil. Ada kalanya gagal panen, entah karena musim atau hama masal. Tibalah masa paceklik. Rangkiang si tenggang lapa mengantisipasinya.
Sungguh kereen, saat belum model tabungan dengan model pencairan yang ketat semacam deposito, masyarakat sudah menyiapkan model dana darurat. Terbayang ketatnya penataan dan pengelolaan hasil panen untuk menjaga ketersediaan pangan.
Pesan pemeliharaan diri dan solidaritas
Setiap orang yang berpeluh berhak mendapatkan makan. Alam menatanya melalui hasil panen dan pranata menyikapinya dengan bagian yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Rangkiang sibayau-bayau wujud tanggung jawab keluarga mencukupkan ketersediaan pangan bagi keluarga intinya.
Hidup bermasyarakat tak lepas dari interaksi sosial. Entah kerabat dekat ataupun ikatan sosial yang terbentuk. Interaksi yang kadang juga diwarnai dengan bantu pinjam. Tata rangkiang mewadahinya dengan cadangan hasil panen tertentu.
Kontekstualisasi rangkiang
Menyimak pesan lisan dan tersurat, pada masanya bangunan rangkiang ini berwujud nyata secara fisik. Tertata dari urutan maupun ukurannya. Bagian dari mendisiplinkan pengelolaan panen dan pangan. Bersedikan filosofi penataan sesuai prioritas. Bersyukur dan berjaga-jaga adalah suatu kesatuan.