Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Semarak Pentas Merah Putih dari Kebun

11 Agustus 2020   17:20 Diperbarui: 12 Agustus 2020   12:01 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentas lanceolata Merah Putih dari Kebun (dok pri)

Bulan Agustus sudah melaju pada minggu ke-2 . Biasanya kemeriahan acara merah putih peringatan hari ulang tahun kemerdekaan sudah riuh bergema. Meski kali ini tidak kentara, mari simak semarak pentas merah putih dari kebun.

Inilah pentas merah putih dari kebun diwakili oleh tanaman pentas (Pentas lanceolata). Nah tidak keliru kan kalau disebut pentas ceria dari kebun. Inilah parade pentas (Pentas lanceolata) dengan nama dagang Egyptian starcluster, karena mahkota bunga bersegi lima mirip bintang dan bergerombol.

Hamparan pentas merah putih (dok pri)
Hamparan pentas merah putih (dok pri)
Menghadirkan suasana merah putih, mari pajang tanaman dalam pot panjang. Jajarkan 2 tanaman pentas merah dengan 2 pot bunga putih. Atau kalau mau lebih terlihat suasananya dapat dipajang dengan agak menghampar.
Hamparan pentas merah (dok pri)
Hamparan pentas merah (dok pri)
Cerianya hamparan pentas merah. Menggelorakan semangat apalagi di tengah suasana adaptasi kebiasaan baru. Seolah menguarkan kata mari berani hadapi perubahan, menatanya menjadi lebih baik.
Hamparan pentas putih (dok pri)
Hamparan pentas putih (dok pri)
Hamparan pentas putih tak kalah apiknya. Terasa nuansa ketenangan. Seakan mengajak mari bersama mengantisipasi dan menyusun strategi di era adaptasi kebiasaan baru.
Pentas merah berlatar awan putih dan langit biru (dok pri)
Pentas merah berlatar awan putih dan langit biru (dok pri)
Semarak pentas merah putih dari kebun tak hanya cantik dipandang. Menginspirasi semangat merah putih dari kesederhanaan keseharian. Menangkal patahnya semangat juang.

Mari bertanam pentas
Hendak ditanam langsung di lahan ataupun dalam pot sama indahnya. Kelopak bunga majemuk membentuk dompolan dengan tampilan sekilas mirip kembang soka. Terlihat cerah segar meski tanpa keharuman yang khas.

Pemeliharaannyapun cukup mudah. Peminat dapat mengawalinya dengan menerima pemberian sahabat atau secara sengaja mengadakannya. Mari berbagi dengan pebisnis tanaman hias dengan membelinya beberapa pot.

Sebagai langkah awal, mari pindahkan tanaman dari kantong plastik ke pot yang lebih besar dengan media tanam gembur biar akar tumbuh subur. Biasanya pedagang tanaman hias menanamnya dalam media sekam padi yang ringan.

Untuk memelihara pembungaan dilakukan pemupukan seimbang, mudahnya dengan pupuk majemuk NPK. Serta rajin melakukan pruning, pemangkasan pucuk atau dipothes.

Melihat tanaman pentas (Pentas lanceolata) dalam pot yang penampilan bunganya mulai berantakan, saya mengambil gunting untuk merapikannya. Pemeliharaan rutinnya adalah memotong tangkai bunga yang mahkotanya telah luruh.

Pembentukan tajuk pentas (dok pri)
Pembentukan tajuk pentas (dok pri)
Dari bekas tangkainya akan segera muncul beberapa tunas yang nantinya membentuk cluster bunga lagi sehingga akan terbentuk tajuk yang merimbun.  Kekompakan tanaman dapat dijaga sehingga komposisi pertumbuhan meninggi dan ke samping seimbang.

Bagaimana memperbanyaknya? Dari kelopak bunga yang luruh akan keluar kotak biji, ditunggu sehingga biji menua dan siap disemai. Bila penanam kurang rajin memanen biji, dibiarkan saja, saat menua, kotak biji akan pecah dan biji memburai.

Akan tumbuh bibit baru di sekitar tanaman induk, tergantung angin menebarkan biji. Nah, thukulan atau tanaman baru dapat kita tanam lagi dalam pot baru. Penanam bersiap menikmati kejutan keelokan tampilan bunganya. Sering menyimpang dari warna bunga induknya, karena kebanyakan yang diperdagangkan adalah hibrida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun