Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tiga Perempuan di Kanal Thu Bon

21 April 2020   06:44 Diperbarui: 21 April 2020   20:23 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan di kanal Thu Bon (dok pri)

Perempuan sepuh. Siaga di sampan berlenterakan bunga seroja. Menatang penumpang, mengangsurkan pelampung. Ini cara kami mensyukuri malam. Mari kuhantarkan susuri kanal Thu Bon. Kan kuceritakan dongeng panjang kejayaan pelabuhan. Racikan bauran persinggungan tata krama antar bangsa.

Seorang perempuan sepuh rela arungi ribuan mil. Asanya menyesap aura warisan budaya dunia. Bersitatap dengan perempuan bersampan. Menyendengkan telinga pada kanal tua yang tak lelah membisikkan dongeng. Sesama penyuka estafet tradisi.

Perempuan muda. Menyusup lincah diantara kerumunan tepian kanal. Tak lelah jajakan jasa. Mari rasakan malam tepian kanal Hoi An. Cicip kenangan kota tua. Angsurkan peminat kepada perempuan sepuh bersampan. Tak lupa sertakan lampion kertas kecil redup.

Mata awas perempuan muda menatap siaga perempuan sepuh di tepian kanal. Menelisik muasal membabar warta. Siratkan bangga akan warisan budaya yang diembannya.

Bocah perempuan penjaga lampion (dok pri)
Bocah perempuan penjaga lampion (dok pri)
Bocah perempuan mencakung di tepian kanal. Tangan mungilnya tiada henti merakit lampion kertas. Penerus estafet penjaga kelestarian budaya. Senandungkan Kota kecil dan kanal tua warisan leluhur kujaga dengan jiwa.

Lampion kertas siap larung (dok pri)
Lampion kertas siap larung (dok pri)
Tiga Perempuan di Kanal Thu Bon. Tak menyoal emansipasi. Saling terajut oleh cinta tradisi. Estafet lampion kertas kecil lintas generasi satukan harap. Berarak larung menuju samudera lepas. Lestari budaya Hoi An warisan dunia.

"Mari meneruskan semangat Kartini. Mari merawat Warisan Dunia"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun