Menerima surat cinta? Alamak bahagianya, jiwa serasa melayang. Bagaimana nasib dari sepucuk surat cinta? Bahagia saat cinta bersambut. Adakalanya sendu bertepuk sebelah tangan.
Setiap kompasianer adalah penulis surat cinta bagi pembacanya. Oh ya? Mari rasakan guratan bahasa cintanya.
Kompasianer peracik surat cinta
Setiap kesempatan, bahkan sering mengkhususkan diri merakitnya. Menuju layar gawai pembacanya. Menerima suratan takdirnya.
Menggali ide, mengembangkan kreativitas agar dapat menyuguhkan tulisan. Laiknya surat cinta, dipersiapkan dengan sepenuh hati.
Gagasan ditata alurnya. Dirakit dengan diksi agar mudah mengena pesannya. Tak hanya tulis dan tekan tombol terbitkan. Dilaluinya sejenak proses pengenapan dan editing semampunya.
Aneka surat cinta disajikan di Kompasiana. Banyak kompasianer fiksiana menyuguhkan karya yang luar biasa apik. Ada kisah romansa, genre cerita silat, puisi humaniora.
Begitupun olah raga dikemas dalam surat cinta pembinaan prestasi. Menyuarakan aneka sisi olah raga. Pemilihan sudut bidik yang pas sehingga bukan sekedar berita. Menyentuhkan sensasi menggelitik bagi pembacanya.
Peracik surat cinta politik lumayan akrobatik mengerahkan pesonanya. Begitu banyak pemain di kanal ini. Setiap peracik mengeluarkan jurus jitunya untuk mendapat perhatian pembacanya.
Sungguh aku mengasihimu. Kukirimkan warta kesehatan untukmu. Membaca komentarmu, merasakan senyummu saat membacanya, adalah sukacita bagiku. Demikian pernyataan hati peracik surat cinta kanal kesehatan.
Kisanak, mengapa terlihat murung? Ooh suhu bisnis sedang turunkah? Mari, kupersembahkan analisis bisnis, kiat menekan risiko atau jurus merangkul seluruh personil dalam perahu bisnis, Kisanak? Penulis kanal bisnis menyapa pembacanya.