Oktober baru saja berlalu, disambut November yang melaju. Angin cemburu terasa menderu. Bergerak dari belahan Utara khatulistiwa.
Mengirimkan ilusi kuningnya xanthofil membalur dedaunan Ginko biloba. Â Atau keceriaan daun maple berlumur jingga karoten dan likopen merah membara. Mereka dadadada bersalam hormat tuntas berdarma. Momiji hingga autumn colour, para titah menyebutnya.
Cemburu, cemburu pada fenomena alam yang berlaku. Mengapa harus cemburu buta? Mari rasakan alam sekitar kita.
Menapaki jalan Wahid Hasyim, seputaran kawasan Kauman Salatiga. Pejalan kaki terhenyak disambut hamparan karpet kuning keemasan.
Mendongak disapa tajuk angsana penuh kembang menguning laksana mahkota. Terpaan angin menggoyangnya, bagaikan taburan confetti pewarta bahagia. Perlambang musim senantiasa bergulir menyuguhkan  rezekinya. Bagi setiap titah yang menjaga bumi. Angsana si Sonokembang menceritakan kemuliaan junjunganNya
Hujan emas di negri kita. Confetti pada bulan November. Eloknya melengkapi musim gugur di belahan Utara. Setidaknya bagi kami warga Salatiga. Bagaimana dengan sahabat Kompasiana?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI