Teruna menonton wayang? Mengapa tidak. Teruna, kata tidak baku dari taruna yang bermakna orang muda. Wayang, pagelayan wayang dalam hal ini wayang kulit yang dipentaskan oleh seorang dalang diiringi tim pangrawit. Pada umumnya, budaya menyaksikan pagelaran wayang agak jauh dari kebiasaan anak muda.
Dalang muda Ki  Foe Jose Amadeus Krisna
Kegundahan akan menipisnya peminat seni pedhalangan sedikit terobati dengan karya para dalang bocah/anak dan dalang muda. Salah satunya adalah dalang muda Ki  Foe Jose Amadeus Krisna yang berasal dari Kota Semarang. Jose saat ini menjadi mahasiswa tahun ke-3.
Tanpa mengurangi unggah-ungguh tata krama berbusana, Mas dalang mengenakan jas almamater pengganti beskap. Mengintegrasikan tata cara kampus dalam menghantarkan pagelaran budaya. Pun dalam isian fragmen gara-gara dengan meminjam tokoh punakawan Gareng-Petruk dialogis kampus dan teruna dimasukkan. Termasuk perlunya peningkatan gairah literasi.
Pemilihan LakonÂ
Merajut ikatan rasa alias bonding antara karakter segmen penonton dalam hal ini para teruna dengan lakon sangatlah penting. Lakon wayang purwa tentunya sangat berat bagi para muda pada umumnya. Lakon gubahan tematis akan sangat mudah, cair untuk berkomunikasi dengan para muda.
Pemilihan lakon biasanya sangat erat dengan tujuan pementasan. Banyak lakon berbasis pada pakem Serat Mahabarata dengan gubahan para pujangga. Lakon Dewi Sri Boyong merupakan gubahan adaptasi yang sering dipentaskan pada acara ruwat bumi.
Dewi Sri Boyong yang didhapuk pada masyarakat agraris, sangat dekat dengan keseharian para teruna kebun. Apalagi dilaksanakan pada gelaran festival panen gandum. Beberapa istilah teknis dan sastra pedhalangan dikaitkan dengan karakter penonton.
Ketangguhan suatu negara, dalam contoh ini negara Amarta, sangat tergantung pada ketangguhan sektor penyedia pangan. Kesuburan tanah dan ketersediaan jaringan irigasi adalah komponen penentu produksi. Tata cara bertani selaras dengan alam digelar melalui sesi ruwat bumi.