Secangkir Teh Hangat
Salah satu aktivitas yang hampir selalu meningkatkan mood kembali adalah ngeteh hangat. Rasanya tegukan cairan hangat seduhan pucuk atau daun muda tanaman teh (Camellia sinensis) ini berkhasiat nyata. Sari teh yang mengandung zat aktif yaitu teobromin, teofilin dan teanin selain kafein, mampu menenangkan syaraf bad mood dan mengubahnya menjadi semangat baru.
Terpikat dengan iklan produk teh yang memfasilitasi saat berkomunikasi dengan ngeteh bersama. Kenangan melambung ke masa kecil kami, salah satu kemewahan cuaca dingin adalah saat kami berkumpul dan Ibu menyediakan sepoci teh hangat, kemudian kepada kami dibagikan masing-masing sepotong gula merah untuk digigit sebagai teman minum, srupuuuut manis hangat.
Kemudian masapun beranjak dengan menikmati teh nasgithel (panas legi tur kenthel alias panas manis kental terasa sedikit sepat teh) apalagi ditemani sepiring singkong rebus.Â
Saat kami menikmati bacaan Lima Sekawan, kami bisa berbangga bahwa ngeteh senada dengan tea time keluarga di Inggris yang menikmati  teh di sore hari dilengkapi dengan aneka hidangan kue dan roti.
Parade Budaya dalam Secangkir Teh
Secangkir teh hangat menyalurkan kesegaran bagi tubuh kita. Sambil menikmati kesegaran secangkir teh, biarkan angan melayang ke hamparan kebun teh yang luas, celoteh riang para pemetik teh, semilir angin di pegunungan, mensyukuri tangan-tangan yang menyajikan kesegarannya.
Menikmati teh trubuk disajikan dalam poci maupun cangkir tanah liat plus gula batu di daerah Brebes dan Pekalongan  dengan mengingat kota Slawi sebagai produsen teh besar, pastilah nikmat. Senikmat keharuman teh hangat di rumah Ndoro Donker di perkebunan teh Kemuning, Karanganyar di lereng Gunung Lawu. Budaya lereng G. Lawu, aura warisan budaya Ndoro Donker membuat racikan seduhan teh yang khas.