Beliau menyoal tentang pentingnya memangkas akasia untuk keseimbangan alam di savana Bekol TN Baluran. Laiknya ekosistem savana yang rentan terbakar, pada tahun 1960 dilakukan penanaman A. nilotica dengan tujuan sebagai sekat bakar. Tak dinyana tumbuhan ini sangat cepat berkembang biak, bijinya tersebar bersama feces satwa yang memakannya.
Pada gilirannya akasia ini menjadi kompetitor terhadap pertumbuhan herba dalam savana, yang menjadi pakan satwa. Kondisi ini dikhawatirkan akan mengubah keseimbangan, apa jadinya kalau akasia mendominasi savana, akan hilang kekhasan savana Bekol sebagai penciri TN Baluran.
Bukan saatnya menyalahkan introduksi akasia di masa lampau, saatnya menata keseimbangan flora dan faunanya. Doktor Suhadi menyarankan pemangkasan akasia sekali setahun agar tidak terlalu menaungi savana dan penebangan pohon yang berumur 5 tahun ke atas.
Cara ini melengkapi bacaan lain yang melibatkan pencabutan tanaman akasia saat belum terlalu besar dan mengolesi pangkal batang pasca penebangan dengan herbisida agar akasia tidak tumbuh lagi. Mari bersama mendukung aneka upaya penataan keseimbangan flora fauna agar eksotisme savana penciri TN Baluran tetap terjaga lestari.
Catatan: kunjungan kami berlangsung bukan pada hari libur dan sore hari, sehingga cukup terasa santai untuk menikmati atraksi satwa secara natural di habitatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H