Teruntuk Papa Mama, Ibu Bapak, Babe eNyak, Uda Uni, Akang Teteh...
Beberapa hari hingga sebulan silam, keluarga telah melepas buah hati untuk belajar di Kota Salatiga khususnya di UKSW. Aneka wujud pantauan tentunya telah dilakukan demi keamanan dan kenyamanan Ananda terkasih. Terima kasih Papa Mama, Ibu Bapak, Babe eNyak, Uda Uni, Akang Teteh yang telah memilih dan mempercayakan putranda belajar di Kota Salatiga.
Berikut dihaturkan selayang pandang kegiatan putra/putri panjenengan dalam kemasan pawai Orientasi Mahasiswa Baru (OMB). Selaku mahasiswa baru mereka mengikuti masa orientasi baik dalam bidang akademis kampus maupun interaksi dengan lingkungan kota baru dimana mereka akan tinggal selama masa studi. Tata krama pendatang baru, mereka bersalam dan masyarakat Kota Salatiga dengan antusias menyambut kedatangan mereka di tengah kehidupan bermasyarakat.
Saat terbersit rasa kuatir, 'kumaha atuh teteh jeung akang di Salatiga' mari simak Kota Salatiga dengan slogan Indonesia mini oleh keragaman suku penduduknya. Keragaman suku menjadi kekuatan dan awal merajut kesatuan. Putra/i Ibu Bapak akan belajar bangga menjadi putra daerah sekaligus bagian dari Indonesia majemuk.
Secara pribadi mereka bertanggung jawab atas instrumen yang digendongnya, pendengaran, rasa, alunan tangan dan kaki mereka melangkah seirama saling melengkapi hingga terbentuk paduan yang elok. Tepuk tangan membahana dari ribuan penonton sepanjang jalan bukti kerja apik mereka.
Hampir setiap jengkal terdapat kakak-kakak angkatan sebagai panitia yang mendampingi, mereka rela menenteng tas kresek hitam berisikan air mineral. Dari tangannya terulur minuman maupun kertas tisue untuk menyeka peluh yang mengucur dari peserta pawai. Mereka bahu membahu mendampingi mahasiswa baru, hingga saatnya hati yang tersentuh oleh bantuan kasih akan menjadi hati yang siap membantu sesamanya.
Kreativitas diwujudkan dalam aneka wujud fauna burung. Meneladani burung, bukankah kita sebagai orang tua juga melakoninya? Mengajarkan anak burung terbang dengan sentuhan lembut, sesekali membiarkannya terjatuh asal tidak terlalu terluka dan kini mereka bagaikan rajawali muda mereka akan melukiskan jalannya sendiri.