Mohon tunggu...
Midya NSanti
Midya NSanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Negeri Para Petani

19 Februari 2017   23:05 Diperbarui: 20 Februari 2017   12:12 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur Biro Kerja Sama OVEC, Mrs. Puttachard Suphalucksana bersama Direktur SEAMEO Secretariat, Dr. Gatot H. Priowirjanto diapit oleh Kepala Sekolah dan Guru dari Indonesia (Foto : Midya).

“Kami ingin generasi muda menyadari bahwa makanan yang terhidang di meja dan kita santap setiap hari, ada karena pertanian”

Lebih dari 3000 siswa dalam balutan jaket hijau berkumpul di kampus Uthaithani Agriculture and Technology College dalam 38th Future Farmers of Thailand yang diselenggarakan oleh Office of the Vocational Education Commission (OVEC), Kementerian Pendidikan Thailand. Acara tahunan yang berlangsung pada tanggal 2-4 Februari 2017 memamerkan beragam pengembangan teknologi pertanian yang dilakukan oleh siswa-siswi vokasi Agrikultur, Pertanian, serta Perikanan. 

Acara ini juga dihadiri oleh Yang Mulia Putri Maha Chakri Shirindorn . Selain pameran produk hasil penelitian dan pengembangan di bidang agrikultur, terdapat tak kurang dari 100 kompetisi yang menampilkan keahlian siswa dalam merangkai bunga, keunggulan panen, serta mendesain taman dari berbagai penjuru provinsi di Thailand.

Diungkapkan oleh Direktur Biro Kerja Sama OVEC, Mrs. Puttachard Suphalucksana, melalui FFT, Thailand ingin membangun dan memupuk kecintaan para generasi muda terutama siswa-siswi vokasi pada bidang pertanian, yang memang menjadi kekuatan roda ekonomi di Thailand. Selain melibatkan sekolah agrikultur, OVEC juga mengundang siswa-siswi dari Sekolah Dasar dan Menengah untuk menghadiri acara ini. “Kami ingin mereka sejak dini mencintai dunia pertanian yang menjadi kekuatan ekonomi Thailand. Kami ingin mereka menyadari bahwa makanan yang terhidang di meja dan kita santap setiap hari ada karena pertanian,” ungkap Puttachard.

Lebih jauh Puttachard menjelaskan, bahwa seusai FFT setiap sekolah di masing-masing provinsi akan mendiseminasikan penemuan yang mereka pamerkan kepada komunitas petani di area tempat sekolah mereka berada. “Para petani akan diundang untuk mendapatkan informasi terbaru terkait temuan di bidang pertanian. Di sisi lain, lewat acara ini kami ingin memupuk ketekunan dan ketelitian siswa-siswi dipupuk dalam menemukan dan memanfaatkan teknologi untuk pertanian. Bahwa bidang ini bisa menjadi lahan mata pencaharian dan wirausaha.”

Siswa-siswi Sekolah Dasar mengunjungi pameran FFT ke-38 (Foto : Midya).
Siswa-siswi Sekolah Dasar mengunjungi pameran FFT ke-38 (Foto : Midya).
Kompetisi merangkai bunga (Foto : Midya)
Kompetisi merangkai bunga (Foto : Midya)
Kompetisi buah dan sayuran (Foto : Midya)
Kompetisi buah dan sayuran (Foto : Midya)
Juri sedang menilai keunggulan tanaman jagung (Foto : Midya)
Juri sedang menilai keunggulan tanaman jagung (Foto : Midya)
Acara yang berlangsung apik dan tertata rapi ini mendapat sokongan penuh dari pemerintah Thailand. Seluruh kebutuhan peserta untuk pameran memang didukung oleh OVEC. Setiap peserta kompetisi bisa mendaftar tanpa dipungut biaya sepeser pun.Putri Maha Chakri Sirindhorn, putri ketiga dari almarhum Raja Bhumibol Adulyadej, selaku chairman FFT secara khusus melakukan kunjungan resmi pada 3 Februari dan memberi sertifikat penghargaan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara.

Melibatkan Partisipan Internasional

Ada yang berbeda dari penyelenggaraan FFT pada tahun ini. Dalam 38 tahun menyelenggarakan FFT, ini adalah kali pertama pihak OVEC secara langsung mengundang partisipan internasional. Mereka adalah sekolah-sekolah pertanian dari negaraAsia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Kamboja. Selain ituhadir pula Future Farmer of Korea dan sekolah pertanian dari Korea Selatan. Pada FFT ini para siswa dari Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan membagikan pengalaman dan proyek penemuan mereka kepada siswa-siswi agrikultur di Thailand. Sementara para guru dan kepala sekolah berdiskusi dan bertukar pengalaman mereka terutama mengenai kurikulum yang diterapkan di masing-masing negara.

Direktur Biro Kerja Sama OVEC, Mrs. Puttachard Suphalucksana bersama Direktur SEAMEO Secretariat, Dr. Gatot H. Priowirjanto diapit oleh Kepala Sekolah dan Guru dari Indonesia (Foto : Midya).
Direktur Biro Kerja Sama OVEC, Mrs. Puttachard Suphalucksana bersama Direktur SEAMEO Secretariat, Dr. Gatot H. Priowirjanto diapit oleh Kepala Sekolah dan Guru dari Indonesia (Foto : Midya).
Partisipan Internasional dari Asia Tenggara dan Korea Selatan (Foto : Midya).
Partisipan Internasional dari Asia Tenggara dan Korea Selatan (Foto : Midya).
Siswa-siswi Indonesia sedang merancang taman untuk dipamerkan dalam FFT 38. (Foto : Midya).
Siswa-siswi Indonesia sedang merancang taman untuk dipamerkan dalam FFT 38. (Foto : Midya).
Meski tidak mengikuti kompetisi di area lansekap, siswa-siswi Indonesia dari SMKN 1 Tegalampel dan SMKN 1 Malang berkesempatan untuk memamerkan keahlian mereka dalam merancang dan menata taman. Para peserta mengakui acara ini menjadi momen berharga bagi mereka karena bisa mendapat banyak wawasan baru terutama untuk pengembangan teknik pengajaran dan proses pembelajaran di bidang agrikultur.

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Tegalampel, Annik Sudiartini. Annik mengaku sangat antusias melihat pameran produk-produk FFT. Ini adalah kali kedua baginya mengunjungi FFT. “Saya merasa senang dan antusias mengikuti acara ini. Banyak wawasan yang ingin saya bagikan kepada sekolah kami. Saya juga sudah berdiskusi dengan rekan-rekan guru yang lain bahwa alangkah baiknya jika Indonesia juga memiliki FFI (Future Farmers of Indonesia.Pen), sehingga bisa mewadahi keahlian dan pengembangan siswa di bidang vokasi agrikultur,” tuturAnnik.

Senada dengan Annik, Sudau Eh Teet pengajar dari Politeknik Jeli Malaysia mengungkapkan kekagumannya pada gelaran acar FFT. “Saya tidak menyangka akan mendatangi pameran sebesar ini. Saya beruntung bisa ada di sini karena seperti kita ketahui Thailand sangat menguasai teknologi bidang pertanian. Pengalaman ini tentu akan saya bagikan pada siswa di sekolah kami, saya akan meminta mereka mengadopsi beberapa hal. Kami juga memiliki program layanan masyarakat berhubungan dengan para petani. Kami akan menyampaikan ini pada mereka,” papar Dau dengan senyum lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun