Mohon tunggu...
nowuzee
nowuzee Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hanya seorang gadis abstrak nan melankolis yang suka membaca dan menulis di waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Zeesha, Zenly, dan Penantian dalam Kebisuan

11 Oktober 2023   20:15 Diperbarui: 11 Oktober 2023   20:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi yang cerah di hari Senin tanggal 15 Juli 2019 kala itu menjadi hari pertama Zeesha kembali masuk sekolah. Gadis ambisius itu akan segera memasuki tahun keduanya sebagai siswi di sekolah menengah pertama. Hatinya begitu terguncang tatkala melihat namanya terpisah dari teman-teman sekelasnya di papan pengumuman kelas yang baru. 

Ketakutan dan kesedihan meliputi hati dan pikirannya apalagi setelah ia mengetahui bahwa ia akan satu kelas dengan kumpulan murid-murid yang sering keluar masuk ruang BK karena kenakalan mereka. Pikirannya mulai berkecamuk membayangkan hari-hari yang menyiksa seperti di neraka. Namun, siapa yang akan menyangka pertemuan yang dikira menjadi malapetaka itu justru menjadi awal mula kebahagiaan dalam hidupnya. 

Hari ke hari dijalani Zeesha dengan ketidaknyamanan, pada awalnya ia memang sulit beradaptasi dengan lingkungan yang 180 derajat berbeda dari sebelumnya, namun seiring berjalannya waktu ia mulai mengikhlaskan takdir yang digariskan Tuhan kepadanya. Ia percaya selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Ia pun mulai membaur dan juga memiliki sahabat yang menghiasi hari-harinya, bahkan hubungan persahabatan mereka bisa dibilang memiliki ikatan batin yang paling kuat dari persahabatan Zeesha yang lainnya. 

Sejak kedatangannya di kelas ini ada satu sosok yang mencuri perhatiannya, dia Zenly, siswa yang tidak banyak bicara, tidak banyak tingkah, kalem, kaku, dan juga rajin seperti dirinya. Zenly berbeda dari murid laki-laki di kelas Zeesha yang kebanyakan brutal dan suka berulah. Tanpa sadar Zeesha mulai mencurahkan seluruh perhatiannya pada Zenly, dan tanpa sepengetahuan Zeesha, Zenly pun kerap kali memperhatikannya. 

Keduanya kerap kali melakukan kontak mata yang tidak disengaja, namun tak satupun dari keduanya berani untuk mengenal satu sama lain. Benih-benih cinta tumbuh dalam kebisuan dan kesunyian mereka. 

Kehadiran Zenly di kelas itu membuat Zeesha percaya bahwa tidak selamanya yang dikira buruk akan selalu buruk. Zenly menjadi sumber semangat baru bagi Zeesha. Bagaimana pun juga meskipun Zeesha tidak  pernah menceritakan ketertarikannya terhadap siswa paling rajin nan dingin itu kepada para sahabatnya, mereka sebenarnya tahu dan tak jarang selalu menggoda Zeesha hingga pipinya bersemu merah.

Dua tahun kemudian, Zeesha berhasil masuk sekolah menengah atas favorit di kotanya. Ia masih tidak bisa melupakan Zenly dan kerap memikirkan bagaimana kabarnya. Perlahan-lahan ia mulai mencoba untuk melupakan Zenly namun bayang-bayang dari rasa penasaran yang menghantuinya selalu berhasil meluluhlantakan usahanya itu. 

Meskipun begitu ia tidak menyerah, ia percaya jika Zenly memang ditakdirkan untuknya maka ia akan kembali padanya. Ketika ia sedikit lagi mencapai puncak sebuah bukit yang bernama "Keikhlasan" yang ia daki dengan susah payahnya, dan dengan sedikit rasa masih berharap. Jauh di lubuk hatinya ia masih mengharapkan Zenly kembali, meskipun kini ia sudah bulat dan sangat bertekad untuk fokus pada karir dan pendidikannya. 

Namun kemudian, di saat itulah Tuhan kembali menguji dan semesta menjalankan aksinya. Tanggal 6 Maret tahun 2022, terdengar notifikasi dari smartphone Zeesha. 

Betapa terkejutnya ia melihat nama akun seseorang terpampang di layar meminta persetujuan pertemanan. Sosok yang susah payah dilupakannya itu malah kembali hadir mengisi ruang kosong bernama kerinduan yang sudah tiga tahun berdebu dan usang, sosok yang tidak pernah disangka-sangka akan datang dengan sendirinya setelah semua dinding yang dibangun Zeesha dengan mudahnya diterobos masuk dan dihancurkan begitu saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun