Bagi saya menulis adalah suatu kegiatan yang unik dan menyenangkan, sedangkan menerbitkan buku adalah kegiatan lebih menantang setelah menulis. Karena tantangan tidak hanya muncul dari diri kita sendiri, melainkan juga dari penerbit, lingkungan, serta target pembaca buku kita.
Namun begitu, Â menerbitkan buku adalah salah satu seni dalam kehidupan. Menulis buku dan menerbitkan buku tidak hanya berpeluang menyampaikan dan menyebarluaskan ide, melainkan sebuah sarana juga untuk mewariskan ilmu. Seperti apa pengalaman saya dari hanya membaca, menulis, hingga menerbitkan buku?
Saya sudah hobi menulis sejak lama, bahkan saat duduk di bangku SMP tulisan saya sudah pernah saya coba terbitkan di salah satu majalah langganan sekolah dan sempat menerima honor saat itu.Â
Menulis adalah suatu hobi yang datang dan pergi. Baru setelah lulus sarjana saya menekuni Kembali menjadi blogger yang hobi ikut kompetisi menulis. Meskipun tidak istimewa, tapi setidaknya pernah memenangkan beberapa lomba menulis dengan hadiah yang cukup lumayan.
Setelah banyak menulis artikel termasuk di Kompasiana. Keinginan untuk menerbitkan buku ini baru muncul dua tahun terakhir ini. Niat tersebut bisa jadi terpicu oleh pandemic covid 19. Terlebih saya salah satu kompasianer yang concern dengan wacana ini pada saat itu. Tidak hanya covid, saya juga menulis tentang artikel yang bersifat global terutama sosial-budaya.
Alhasil Ketika saya mengumpulkan tulisan-tulisan yang saya buat di Kompasiana telah publish menjadi tiga buku yang berbeda. Buku-buku tersebut berjudul "Diary Pandemi", "Kontemplasi Bagi Negeri", dan "Ramadhan with Covid to Remember".Â
Sedangkan secara total buku yang telah saya terbitkan berjumlah tigabelas (13) buku. Sepuluh diantaranya saya terbitkan padda tahun 2021, sedangkan tahun 2022 ini sementara masih tiga buku.
Meskipun tampak produktif, karena setahun menerbitkan setidaknya sepuluh buku. Tapi itu adalah hasil pengumpulan artikel-artikel lama di blog pribadi dan beberapa tulisan yang tidak sempat ter-publish. Disisi lain, karena saya hanya mengejar kuatitas maka semua buku yang diterbitkan adalah self publishing dan Indie Publishing.
Menerbitkan buku sendiri tentu ada suka dan dukanya. Sukanya adalah karena kita merasa puas karena buah pikiran kita dapat menjadi sebuah buku. Sedangan dukanya adalah perlu effort yang lebih jika ingin buku kita dikenal oleh banyak orang. Karena mau tidak mau  untuk promosi buku harus dilakukan oleh penulis sendiri.
Demikian tadi pengalaman saya dari mulai hobi yang kadang datang dan pergi, hingga menerbitkan buku sendiri.Â