Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Financial

Saatnya Beralih pada Ekonomi Syariah

16 April 2020   06:40 Diperbarui: 16 April 2020   06:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah sama kamu makan daging ayam yg ayamnya mati karena dicekik dengan ayam yg mati karena disembelih dengan bacaan bismillah? 

Secara harfiah sama saja, tetapi secara aqidah dan syariah tiada berkah didalamnya. Sama seperti sistem ekonomi riba dan tidak. Mungkin jika keadaan normal tidak terasa, tp kalo keadaan force majeur seperti sekarang ini berapa bnyk orang yg rugi? Selain itu, riba menciptakan profesi yg melakukan kekerasan seperti debt collector. Bahkan sudah terjadi kasus debt collector membunuh nasabah atau sebaliknya. Sebuah sistem ekonomi yg membuat manusia saling berkonfrontasi satu sama lain. 

Ok.. Katakanlah kita meniru sistem ekonomi kapitalis Amerika yg berdasar riba. In fact, karena pada niru metode ilmu Robert Kiyosaki (investasi properti dari hutang), properti di Amerika naik dengan tajam. Saking bnyknya menurut Ippho Santoso harganya makin tidak wajar yg mempengaruhi setoran di Bank dengan setoran kredit macet. 

Saya tidak tahu apakah Cina juga menganut riba, jika iya ada perbedaan mendasar antara Cina dan Amerika. Sebelum saya bahas, dari pandemi corona ini kelihatan bahwa kehebatan Amerika kesininya ketahuan hanya pencitraan. Kenapa? Ya bandingkan saja cara penanganan corona Amerika dan Cina, siapa yg lbh profesional? Dari sini sudah mulai kelihatan liberalisme sudah mulai kehilangan tajinya? Apakah otomatis komunisme lebih baik? 

Oh, belum tentu. Karena seperti roda berputar, kadang diatas kadang dibawah. Kenyataan Korea Selatan menggunakan sistem Liberalisme tapi makin maju. Jadi bukan karena sistemnya tapi ada pergeseran tren. Benar jika 5-10 tahun mendatangkan episentrum ekonomi kuat ada di Asia terutama Asia Timur. Jadi secara ekonomi dominasi ekonomi barat mulai bergeser ke Asia. 

Komunisme pada dasarnya tidak lebih baik dari kapitalisme. Yang membedakan hanya keduanya sangat berbeda dalam hal kepemilikan individu. Lalu apa yg membuat utang di Cina memutarkan roda perekonomian negaranya sehingga terbaik sedunia? Menurut mardigu WP, Di Cina 1 hutang di bank bisa menjalankan beberapa lini bisnis sampai minimal 5 lapis yang tentu sngat baik untuk menyerap tenaga kerja. Sehingga kalopun riba tidak terasa karena tertutup dengan untungnya. 

Berbeda dengan di Indonesia, sasaran hutang lebih banyak disasar hutang konsumtif. Jadi hanya 1- 2 lapis. Makanya riba nya sangat terasa apalagi jika suku bunga masih sangat tinggi, tapi bunga nabung rendah. Hal ini lama2 bank akan kalah saing dg fintech yg baru lahir kemarin sore tapi sudah mampu menghimpun dana masyarakat triliunan. Entahlah, apakah negara diuntungkan oleh fintech sebesar oleh Bank. 

Menurut hemat saya perlu perombakan sistem ekonomi Indonesia. Jika makan saja kita harus halal (baca: hewan sembelihan baca bismillah). Kenapa tidak sebagai negara dg penduduk muslim terbesar di dunia ekonominya sesuai syariah juga? Kita coba berapa tahun dulu, lalu bandingkan hasilnya. 

Jika negara memandang ekonomi itu penting kenapa tidak mencoba segala cara terlebih dengan cara yang berkah? 

(Kadang saya berpikir ngutang Bank Dunia /IMF itu kyk ngutang rentenir. Jadi kaya enggak, makin miskin iya. Karena rupiah terlalu lemah oleh mata uang lain (baca: dolar).) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun