Semenjak Presiden Jokowi mengumumkan 2 WNI terinfeksi corona virus, masyarakat mulai bingung terutama di wilayah ditemukannya pasien positif yang berdomisili di Depok. Tiba-tiba harga masker melambung tinggi dan propinsi Jawa Barat yang saya tempati di-klaim gubernur sebagai wilayah siaga 1 (satu) corona.Â
Bahkan pihak istana men-screening secara ketat para menteri yang masuk untuk menemui presiden. Memang dalam situasi seperti ini kita tidak boleh panik. Tapi himbauan seperti ini tidak cukup bila tanpa langkah kongkrit. Tentunya tidak akan memuaskan masyarakat bila hanya himbauan untuk tenang. Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah?Â
Merespon berita wabah corona di Cina, Pemerintah telah melakukan isolasi dari dan ke Cina. Namun sayangnya tidak berlaku pada negara lain sehingga akhirnya terjadilah penularan terhadap WNI yang ditularkan dari WN Jepang.Â
Padahal WNI yang tertular ini sudah melakukan kontak sedikitnya 50 orang sejak Februari lalu. Otomatis anggaran 72 milyar dari kemenparekraf untuk membayar influencer asing untuk promosi wisata menuai kritik banyak netizen.Â
Maka, bila saya berada dalam pihak kepresidenan atau menempatkan diri sebagai staf ahli Presiden, hal yang pertama dilakukan adalah isolasi dari dunia luar seperti yang dilakukan Cina.Â
Tidak ada salahnya menghubungi pemerintah Cina untuk bertanya tips penanggulangannya. Karena penurunan yang terinfeksi dan semakin banyak pasien yang sembuh di negara Cina ini bukan tanpa usaha. Melainkan kerja keras dari pihak pemerintah, medis, media, serta masyarakat. Seperti dari berita yang sebelum-sebelumnya, Cina mampu membangun rumah sakit darurat dalam waktu 10 hari dan sebagainya.Â
Selain berkoordinasi dan meniru cara yang dilakukan Cina, beraudiensi dengan negara lain yang sudah terpapar namun penularan minimal juga perlu seperti pada negara Singapura.Â
Sebagai negara paling maju di ASEAN, aksi penanggulangan yang dilakukan Singapura berhasil meredam kepanikan masyarakat seperti pembagian masker dan hand sanitizer gratis oleh tentara. pemberdayaan tenaga kebersihan yang mensterilkan fasilitas umum dg antiseptik setiap waktu.Â
Dan yang paling penting adalah melayani pemeriksaan gratis bagi individu yang mengalami gejala batuk-pilek dan sesak nafas. Serta mengedukasi masyarakat untuk mengenali gejala dan tidak ragu memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan. Bila tiada tindakan signifikan, tidak mustahil terjadi seperti kasus di Iran dimana corona sudah menjangkiti pejabat pentingnya.Â
Masalah penularan virus covid-19 tidak bisa lagi dipandang santai seperti kemarin, karena terbukti sudah masuk negeri ini. Selain himbauan untuk jangan panik, pencabutan informasi mengenai peningkatan wisata 72M juga perlu agar rakyat tidak suudzon pada pemerintah.Â
Ya, dikiranya terlalu matrealistis sampai mengabaikan kesehatan hidup orang banyak. Uang tersebut dapat dialokasikan untuk penanganan covid-19 dulu atau disimpan dulu nanti dipakai lagi hingga dipastikan kondisi tersebut mereda di seluruh dunia.Â