Mohon tunggu...
Novi Susanti
Novi Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sinta Obong: Resilience in Art Amidst Pouring Rain

29 November 2024   21:10 Diperbarui: 29 November 2024   22:08 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SENDRATARI CANDRA PURNAMA RAMAYANA, SINTA OBONG

The Sinta Obong production exemplifies how traditional arts remain relevant in a modern context. The performers' dedication, the organizers' efforts, and the audience's enthusiasm prove that traditional culture still holds a special place in contemporary society.

With its upcoming performances, Sinta Obong is poised to continue inspiring audiences and preserving cultural heritage. More than just a theatrical event, it represents the strength of human determination and the timeless relevance of traditional art forms.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun