Mohon tunggu...
Taufikul
Taufikul Mohon Tunggu... Editor - www.receh.in

blogger www.receh.in

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemakaman Senja

17 Januari 2011   10:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sebuah airmata tumbuh hujan yang menutup senja,
Berkubik-kubik petir menjadi suara radio yang menghangatkan ruang,
Tempat seorang resi menyesap kegelapan seperti membakar hio
Berdoa agar hujan tidak mengubah wajah tuanya menjadi sekeping koin
Dimana ia menggambar burung kondor untuk seorang cucu

Ah, koin-koin itu terkumpul di samping kehampaan yang mengawalnya
Berjalan seperti lipan ke sebuah makam
Seorang cucu mengembik padaku, kemana hio tua dibawa
Bukankah ia percaya bahwa jasadnya milik api semata
Diamlah, nanti malam ia akan kembali menemanimu memainkan lakon burung kondor

Tanah basah itu mengusap kaki kami, memberi cium seakan kami adalah anak-cucu
Dari mereka yang ditinggal asap hio, dari mereka yang kehilangan api

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun