Mohon tunggu...
Inovasi

Petani: Pejuang Ketahanan Nasional Tanpa Tanda Jasa

20 April 2016   02:14 Diperbarui: 20 April 2016   02:19 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa, 20/04/2016 adalah hari yang epik bagi saya. Bagaimana tidak? Kesempatan untuk mempelajari hal yang baru dan hebat datang. Berangkatnya dari hal yang simpel: pangan.

Umumnya, masyarakat masih meremehkan profesi petani. Yup, petani yang biasa digambarkan sebagai seseorang yang memakai topi caping, kaos oblong, celana pendek, bertelanjang kaki, dan kemana-mana selalu membawa cangkul itu masih diremehkan. Padahal, profesi petani tidak sesederhana itu.

Coba pikirkan, dari mana datangnya makanan yang anda makan sehari-hari? Berapa banyak yang asalnya tidak datang dari petani. Beras? Jelas dari petani. Gandum (terigu)? Dari petani. Sayur-sayuran? Dari petani. Daging ayam, sapi, ikan, dan sebagainya? Dari peternak (yang masih berkerabat dengan petani) dan nelayan.

Sadarlah, bahwa profesi petani tidak sesederhana menghadirkan makanan ke meja makan kita. Bayangkanlah, bila petani tidak ada, apakah yang akan terjadi?

Tidak akan sesederhana tidak ada makanan! Tidak akan sesederhana mengimpor bahan pangan dari negara lain!

Bayangkan, jika Indonesia diembargo, bahan pangan tidak dapat masuk ke negara ini, apa yang akan terjadi?

Ya, benar. Negara ini akan segera runtuh, akibat negara tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar dari penduduk sebanyak 250 juta jiwa: pangan!

Badan Intelijen Negara pernah berujar dalam sebuah buku berjudul "Memperkuat Ketahanan Pangan Demi Masa Depan Indonesia 2015-2025" bahwa salah satu bagian dari ketahanan nasional adalah ketahanan pangan. Simpelnya, kalau makanan ada, negara tetap stabil.

Atau, dalam bahasa lain, kalau makanan tidak ada, akan timbul kekacauan, demo dimana-mana, kerusuhan terjadi, dan (mungkin) presiden dituntut untuk mangkat. Saat itulah negara dalam situasi terlemah dan mudah diserang negara lain.

Ingin membantu membela negara ini? Mudah. Perkokoh ketahanan nasional. Caranya? Bantu pastikan kebutuhan pokok rakyat Indonesia terpenuhi. Karena negara ini milik kita semua, tidak hanya milik pemerintah, maka kewajiban ini adalah kewajiban kita semua, bukan kewajiban pemerintah semata.

Anda tidak bisa bertani? Mudah. Biasakan berhemat dan tidak membuang-buang makanan (seperti menyisakan makanan saat makan di restoran). Belajarlah menghargai jerih payah orang lain untuk menghadirkan makanan ke meja makan kita (dan orang tersebut seringkali mengalami kesulitan, seperti gagal panen, pupuk mahal, dan harga yang tidak sesuai dengan yang diharapkan). Lebih mulia lagi kalau anda mau belajar bertani dan (setidaknya) mengamankan ketahanan pangan pribadi anda sendiri. Hal ini sudah ada, dan menjadi kearifan lokal di Indonesia. Contohnya di Kampung Naga, Tasikmalaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun