Mohon tunggu...
Novrita Financial Planner
Novrita Financial Planner Mohon Tunggu... Lainnya - Finance Director at PT Kelsey Indonesia

Perempuan biasa yang profesi utama nya adalah sebagai ibu rumahtangga dengan seorang putri yang sudah beranjak dewasa. Sekaligus juga sebagai INDEPENDENT FINANCIAL PLANNER....\r\nSuka menulis dan berharap apa yang sudah di-share bisa bermanfaat bagi orang lain.\r\n \r\n\r\nNovrita Savitri, SSi, MM, CFP...... find me at my FB : Novri Cfp or follow my twitter @Novri_ta\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duuuh.... Makanannya kok Dibuang sih....

20 Februari 2010   13:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sering kita lihat di sebuah acara atau pesta, hidangan yang disajikan cukup berlimpah. Dengan konsep prasmanan yang memungkinkan para tamu untuk mengambil sendiri hidangannya, kita bebas menentukan hidangan mana yang disukai dengan porsi yang sesuai juga. Tapi kadang, karena saking beranekaragam sajiannya, kita seringkali terlalu maruk untuk ambil sana sini dan dalam porsi yang tidak sedikit.

Suatu saat di sebuah hotel  berbintang, ketika diadakan event besar yang kebetulan saya sempat bisa hadir, seperti lumrahnya juga dihidangkan makanan yang berlimpah. Meja-meja besar dengan penuh makanan yang ditata apik... semakin memikat selera. Berbagai jenis makanan disajikan. Dan tentu saja semuanya mengundang selera.

Namun sayang sekali.... banyak piring-piring bekas dipakai yang masih berisi makanan sisa. Sepertinya banyak yang tidak bisa mengukur seberapa kapasitas perut, sehingga tidak mampu untuk menghabiskan makanannya. Atau bisa dengan alasan lain, bahwa makanannya tidak sesuai dengan selera yang diharapkan, jadinya ya.... disisihkan saja apa yang sudah diambil tadi.

Apapun alasannya, membuang atau menyisakan makanan yang porsinya bisa kita sesuaikan sendiri, amat sangat disesalkan. Begitu banyak orang di luar sana yang harus mengais sampah untuk bisa mendapatkan makanan sisa untuk mengganjal perut laparnya, tapi yang lain kok malah menyia-nyiakan rejeki makanan.Begitu banyak orang kelaparan, namun di sisi lain banyak yang tidak menghargai makanannya.

Saya sendiri takut sekali kalau harus membuang makanan, karena buat saya rejeki itu tidak boleh ditolak atau tidak boleh disia-siakan. Bagaimana kalau Allah mengurangi jatah rejeki saya ? Pemikiran saya sederhana saja, jika saya membuang makanan artinya saya sudah kelebihan jatah... nah bagaimana kalau di kemudian hari jatah rejeki saya dikurangi Sang Pemberi Rejeki...?

Tentunya mungkin tidak sesederhana itu.... tapi itu hanya salah satu keyakinan saya, bahwa  rejeki dari-Nya harus diterima dan dimanfaatkan dengan baik.

Lalu bagaimana kalau dengan amat terpaksa kita tidak mampu menghabiskan makanan kita ? Kan, kadang kalau kita disuguhkan makanan dalam porsi besar, kita tidak bisa menghabiskannya. Atau dengan alasanan lain, kita terpaksa membuang makanan. Nah, untuk hal seperti  ini, saya pernah membaca atau mendengar (pastinya.... saya kok lupa)..... bahwa pada saat kita membuang makanan diniatkan saja agar makanan sisa ini bisa dimakan makhluk lain. Maksudnya , mungkin bisa dimanfaatkan semut, cicak, kecoa dan lain sebagainya. Dengan melakukan hal itu, sedikitnya sudah mengurangi rasa bersalah saya karena harus membuang makanan.

Benar tidaknya hal tersebut.... saya kurang tahu. Tapi bukannya setiap hal dinilai dari NIAT-nya..?

Himbauan saya, mudah-mudahan tidak banyak lagi yang membuang makanan, karena sesungguhnya di sekeliling kita masih banyak yang kekurangan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun