Pada tanggal 16 Oktober 2024, Mahasiswa Departemen Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Angkatan 2022 Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan kunjungan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Denpasar. Lebih tepatnya di Jl. Raya Uluwatu, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan. Kunjungan ini sebagai salah satu rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang diselenggarakan di semester 5 ini.
Kunjungan dilakukan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Sebab, kami dapat melihat bahwasannya dengan adanya destinasi wisata Garuda Wisnu Kencana ini menjadikan perekonomian dan sektor lapangan kerja yang memadai untuk masyarakat Bali. Secara tidak langsung, destinasi Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjadi salah satu penyumbang aspek dalam menjalankan stabilitas perekonomian di wilayah Provinsi Bali.
Secara universal Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali adalah sebuah patung monumental dan ikonik yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali. Patung ini menggambarkan sosok Dewa Wisnu yang sedang menunggangi Garuda, yang melambangkan keberanian, kearifan, dan perlindungan. Garuda Wisnu Kencana (GWK) bukan hanya sekedar patung, melainkan juga sebuah karya seni yang kental dengan budaya sekaligus menjadi pusat dari Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.
Dalam kunjungan ini, mahasiswa Departemen Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Negeri Malang mengeksplorasi berbagai aspek kebudayaan Bali yang tercermin dalam patung Garuda Wisnu Kencana. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mempelajari nilai-nilai luhur yang diwakili oleh patung tersebut, seperti keberanian, kepemimpinan, dan keselarasan antara manusia dan alam.
Di sekitar Garuda Wisnu Kencana tidak hanya mengenalkan patung monumen saja tetapi juga mengenalkan beragam pertunjukan tarian tradisional khas Bali seperti; tari kecak, tari barong, tari legong dan tari yang lain yang ditampilkan di beberapa pagelaran terbuka. Wisatawan lokal maupun domestik dapat menyaksikan secara langsung bagaimana pertunjukan tarian tradisional khas Bali mengekspresikan kisah-kisah dari mitologi Hindu dengan gerakan yang anggun dan iringan gamelan yang memukau. Bagi masyarakat Bali, hal ini menjadi salah satu sarana dalam mengenalkan sekaligus menyebarluaskan identitasnya pada pengunjung untuk memahami lebih dalam tentang filosofi dan tradisi yang hidup dalam masyarakat Bali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H