Kala itu matahari sudah naik dari tempat istirahatnya, cahayanya menerobos masuk ke celah-celah permukaan jendela kamar, pertanda hari sudah pagi. Seorang anak perempuan bernama Euis yang masih tertidur pun terbangun dengan raut wajah yang terperangah karena melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.40 WIB seraya berkata, "ya allah abdi telat, kumaha tos jam 7" dengan raut wajah yang sangat bingung dan gelisah.Â
-
Akhirnya ia cepat-cepat pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selepas itu ia bersiap-siap mengenakan seragam putih birunya, dengan terburu-buru ia mengambil sepatu yang masih tersimpan di lemari lalu segera ia pakai. Kemudian ia berlari ke jalan raya, dengan napas yang masih terengah-engah ia duduk di pinggiran toko selagi menunggu angkutan umum. Cukup lama ia menunggu akhirnya angkutan umum pun datang. Segera ia naik dan mencari tempat yang bisa ia duduki.Â
-
Terlihat bahwa saat itu angkutan umum sangat ramai, dipenuhi dengan insan-insan yang hendak memenuhi kepentingannya masing-masing. Ada yang hendak pergi bekerja, pergi ke pasar, ke sekolah dan ibu-ibu yang mengantar anaknya ke sekolah. Semuanya sibuk dengan rutinitasnya masing-masing.Â
-
Euis yang duduk dibagian belakang, terus-menerus melihat jam ditangannya.Â
"Mang geranya, saya udah telat" ucap Euis kepada pak supir, agar menambah laju kecepatannya.
"Enya neng, tapi jalanna rame jadi teu bisa gancang" jawab pak supir.Â
Euis yang merasa tidak tenang terus bergumam dalam hati "duhh kumaha ieu mun telat pasti meunang hukuman".Â
-