Ahok memang orang besar, untuk saat ini. Pencitraannya benar-benar sangat luar biasa. Terutama pencitraan yang dilakukan TemanAhok. Apapun kata-kata yang keluar dari mulutnya, selalu menjadi perbincangan khalayak. Hanya saja saya tidak menangkap 'kebesaran' Ahok di situ, kecuali sekedar uraian secara verbal tanpa action.
Kita lihat saja sosok pemimpin besar yang mahir berbicara dan berdiplomasi, mereka bisa menjadi harimau di podium dengan suara yang kencang tetapi disertai sebuah tindakan yang nyata.
Adam Malik contohnya. Dia pendiam. Tapi saat berdiplomasi dia sangat cekatan. Tidak ada perlawanan dalam setiap materi yang dipaparkan. Sangat luwes dan membuat orang yang diajak bicara terkagum-kagum.
Sementara cara Ahok berdiplomasi cenderung membuat orang risih. Ini hanya sekedar opini saya pribadi. Kalau yang lain menganggap Ahok tegas, ya silahkan. Sah-sah saja kok.
Namun jika sikap arogan Ahok dibiarkan berlarut-larut, pada akhirnya nanti seperti apa yang diistilahkan banyak orang: mulutmu harimaumu.
Bayangkan saja, seorang kepala daerah melawan segala macam unsur institusi negara. Dia melawan BPK, KPK, DPR, Kementerian dan terakhir Wapres untuk membuktikan dasar hukum soal Reklamasi Teluk Jakarta. Ini sungguh aneh memang. Kontgroversi, jelas iya. Tapi tidak seperti normalnya sebuah sistem pemerintahan.
Seharusnya Ahok bisa duduk bersama mereka dan mengkaji persoalan Reklamasi Teluk Jakarta dengan sangat luwes. Nah, di sini diplomasi Ahok sangat dibutuhkan. Mencari solusi dengan jalan diplomasi, saya kira lebih terlihat gentlemen ketimbang harus berkoar-koar di media dengan menuding banyak pihak. Sehingga dengan demikian tidak menimbulkan kesan jika Ahok pro pengembang (pengusaha).Â
Selama publik melihat semua kebijakan Ahok terkesan melindungi konglomerat ketimbang pro rakyat. Ini tentu akan menjadi 'bom waktu' yang akan merugikan yang bersangkutan, apalagi sekarang ini mendekati pemilihan calon Gubernur DKI 2017. Semua orang pasti akan menjalankan previllage-nya masing-masing supaya namanya laris manis.Â
Cara pencitraan di media saya kira sudah bukan jamannya lagi. Rakyat semakin pandai. Mereka hanya melihat pemimpin yang benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat atau kepentingan golongan.
Jadi, Ahok...apakah tergolong pemimpin rakyat atau sekedar pemimpin yang doyan menciptakan sebuah kontroversi?
Anda sendiri yang bisa menilainya.