Mohon tunggu...
NOVIYANTI SIWI HANDAYANI
NOVIYANTI SIWI HANDAYANI Mohon Tunggu... Guru - pengajar

Menyukai belajar, kuliner, lingkungan hidup, gaya hidup, dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tapak Tilas Ki Hadjar Dewantara sang Guru Pendidikan sebagai Bekal Guru Masa Depan

29 Oktober 2024   12:53 Diperbarui: 29 Oktober 2024   13:04 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembentukan budaya sekolah dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung nilai-nilai Tamansiswa, seperti saling menghargai, kerja sama, dan komunikasi yang baik. Adapun pada aktivitas pembelajaran ekstrakurikuler, guru dapat menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pengembangan karakter seperti kegiatan sosial, seni, dan olahraga.

Selanjutnya, sebagai seorang guru ada baiknya juga melakukan refleksi diri. Refleksi diri ini bertujuan untuk mendorong guru meningkatkan kemampuan praktik pengajaran yang memerdekakan peserta didik berdasarkan kebutuhan belajarnya. 

Praktik ini dapat dilakukan dengan meniru gaya pengajaran KHD, yaitu melalui penerapan pendekatan ajaran Ing-Ing-Tut (Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani),  Tri N (Niteni, Niroke, Nambahi), Tri Nga (Ngerti, Ngrasa, Nglakoni), Tri Kon (Kontinuitas, Konvergensi, Konsentris), Tri Ko (Koopertif, Konsultatif, Korektif), Tri Sakti (Cipta, Rasa, dan Karsa ), Tri Juang (Memberantas Kebodohan, Kemiskinan, dan Ketertinggalan),  dan sebagainya yang dikaitkan dengan realitas sosial-budaya lingkungan sekitar peserta didik. 

Adapun untuk perbaikkan diri seorang guru, guru juga memerlukan evaluasi atau menerima umpan balik secara berkala dari peserta didik maupun dari guru lain atau asesor terkait implementasi pembelajaran yang telah disampaikan, guna memberikan dampak terhadap pembentukan karakter guru.

Sosok guru yang diajarkan oleh KHD, adalah sosok guru yang melakukan kolaborasi dengan masyarakat sekitar. Keterlibatan guru dalam masyarakat dapat mengajak orang tua dan masyarakat untuk terlibat dalam pendidikan, dengan tujuan penguatan nilai-nilai karakter peserta didik di luar sekolah. 

Kegiatan pembelajaran ini dapat diterapkan melalui program pengabdian masyarakat yang melibatkan guru dan peserta didik membangun karakter melalui pelayanan sosial.

Penerapan dalam pengajaran yang dapat direlevansikan dari prinsip KHD dengan kurikulum merdeka berbasis student center learning dapat dilakukan dengan metode mengajar aktif dan partisipatif. Metode ini dapat dilakukan melalui teknik diskusi, permainan peran, dan proyek berkelompok yang mengajarkan nilai-nilai karakter berkolaborasi secara langsung.

 Selain itu, metode pengajaran juga dapat lebih memotivasi minat peserta didik dengan menautkan konsteks budaya lokal masyarakat setempat agar lebih mudah diterima peserta didik. Dengan langkah-langkah tersebut, ajaran Tamansiswa dapat diimplementasikan secara efektif dalam pembentukan karakter guru, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada pendidikan dan pengembangan karakter peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tapak tilas Sang Guru Pendidikan, Ki Hadjar Dewantara, merupakan perjalanan inspiratif yang memberikan bekal berharga bagi guru-guru masa depan. Ki Hadjar Dewantara, sebagai pelopor pendidikan nasional, menekankan pentingnya pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kebudayaan dan karakter.

Melalui konsep "Tut Wuri Handayani," beliau mengajarkan bahwa seorang pendidik harus mampu menjadi inspirator dan penggerak, bukan hanya sekadar penyampai ilmu. Dalam praktiknya, beliau mendorong adanya pendekatan yang humanis dan kontekstual dalam proses pembelajaran, yang menghargai keunikan setiap siswa. 

Dengan meneladani semangat dan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, guru masa depan diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, inovatif, dan berorientasi pada pengembangan potensi setiap individu, sehingga dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter dan berdaya saing di tingkat global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun