Mohon tunggu...
Novitha  Yuliati
Novitha Yuliati Mohon Tunggu... Lainnya - Berdoa dan selalu optimis

Belajar, belajar, belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bekerjalah dan Berdoalah

20 Desember 2020   07:38 Diperbarui: 14 Januari 2021   14:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa dipungkiri bahwa hidup ini membutuhkan duit, karena sekarang tanpa duit kitapun tidak bisa apapun. Sekarang beli apapun itu memperlukan duit, bayar listrik, air, pendidikan dan lain lain pastinya menggunakan duit untuk transaksi, karena sekarang bukan seperti jaman dahulu yang menggunakan barter sebagai transaksi kegiatan sehari-hari. 

Keterkaitan kebutuhan dengan motivasi sangatlah erat. Tanpa ada kebutuhan orang tidak dapat memotivasi dirinya untuk mendapatakan kebutuhan. Menurut Teori Hierarki Maslow seorang Psikolog mengungkapkan bahwa kebutuhan manusia berdasarkan hierarkinya mulai dari kebutuhan yang paling mendasar dan yang paling tinggi. 5 (lima) Kebutuhan manusia yang dibahas adalah 

1. Kebutuhan Fisiologis, kebutuhan ini adalah kebutuhan yang paling mendasar yang dibutuhkan manusia untuk tetap dapat bertahan hidup, seperti tempat tinggal, makan, minum, pakaian dan lainnya.

2. Kebutuhan Keamanan, yakni kebutuhan yang dirasakan manusia untuk dari rasa aman akan kejahatan fisik maupun psikis.

3. Kebutuhan Sosial, kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang berhak mendapatkan rasa cinta dan mencintai.

4. Kebutuhan Penghargaan, kebutuhan yang dimana setelah kebutuhan fisiologis, keamanan dan sosial telah terpenuhi. Manusia tentunya menginginkan untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari orang lain atas keberhasilan pencapaian yang dimiliki.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan ini adalah kebutuhan paling tinggi dalam hierarki dimana manusia memiliki ambisi pribadi yang ingin dicapai. 

Tahun 2011 saya mendaftar untuk mengikuti rekrutmen salah satu BUMN yang bergerak dibidang kepelabuhanan akan tetapi pada salah satu tahap seleksi saya gagal dan tidak dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya dan itu artinya bahwa saya tidak dapat menjadi pegawai. Setelah itu saya tidak pernah mencoba lagi untuk mendaftar ke perusahaan-perusahaan besar lainnya maupun ke BUMN karena beberapa kali saya mendaftar dan mengikuti tes tidak pernah lulus. Putus asa? iya saya mulai putus asa dan saya berpikir "ya sudahlah saya bekerja disini di Semarang (perusahaan kecil pada saat itu tempat saya bekerja)".

Tahun 2014 pada saat itu bapak saya memberikan informasi bahwa ada BUMN membuka rekrutmen pegawai, saya diminta untuk mendaftar lagi. Rasa putus asa itu masih berasa, akan tetapi saya melihat bapak saya memiliki harapan untuk anaknya dapat memiliki pekerjaan yang lebih baik. Baiklah, ini salah satu motivasi dan alasan saya untuk mencoba lagi. Harapan bapak saya, harapan keluarga saya, tentunya ini adalah harapan saya juga. Karena kami berpikiran bahwa jika bisa bergabung akan dapat memiliki kehidupan yang lebih baik dan kebanggaan bagi keluarga. Tahapan demi tahapan saya jalani dengan sungguh-sungguh dan selalu berdoa lebih keras, karena saya tidak ingin mengecewakan keluarga saya dan tentunya bapak saya.

Alhamdulillah puji syukurku kepada Allah SWT, akhirnya saya lulus. Kabar itu saya berikan kepada keluarga dan tentunya bapak saya sangat senang dan bangga salah satu anaknya dapat lolos dan diterima menjadi pegawai BUMN serta ditempatkan di kantor pusat Surabaya. Hal seperti ini tidak terlepas dari doa bapak dan ibu serta kerja keras.

Melihat keadaan pandemic seperti ini adalah yang paling syukuri bahwa keadaan lebih baik yang saya jalani, karena tidak semua orang mendapatkannya. Menjaga etos kerja yang baik dan selalu berdoa kepada Allah haruslah kita jaga di masa yang sulit seperti ini. Semoga pandemic ini segera berakhir dan kehidupan kembali normal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun