Mohon tunggu...
Belajar Menulis
Belajar Menulis Mohon Tunggu... Administrasi - a

Hanya sekedar coretan untuk memenuhi challenge di klub Jurnalistik kampus :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak BM Temu Muka dengan Dekanat

1 April 2012   17:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin (26/3),dilangsungkan acara Pengarahan Mahasiswa Penerima Bidik Misi oleh pihak dekanat yang berlangsung di ruang Pertemuan FMIPA. Mahasiswa mulai angkatan tahun 2010 khususnya pasti sudah kenal dengan beasiswa yang satu ini. Beasiswa bidikmisi merupakan beasiswa yang diperuntukkan bagi lulusan SMA yang memiliki prestasi akademik bagus serta berasal dari keluarga kurang mampu. Para penerima BM (bidikmisi) dibebaskan biaya kuliahnya selama 4 tahun dan mendapatkan uang saku setiap bulan.

Semua beasiswa tentu ada persayaratannya begitu juga dengan beasiswa ini. Anak BM (sebutan bagi penerima beasiswa Bidikmisi) diharuskan mempunyai Indeks Prestasi (IP) minimal 2,5 untuk semester satu dan 2,75 untuk semester selanjutnya. Karena dasar itulah, pertemuan ini diadakan. Acara yang baru diadakan tahun ini tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. Mardjono, M.Phil. selaku Dekan FMIPA UB, Dr. Agung Pramana Warih Mahendra, M.Si. selaku Pembantu Dekan III (PD III), Pak Misenu (Kasubag Kemahasiswaan), Pak Adisusilo (Kajur Fisika), Bu Mega (Ka TU), Bu Aminin (Kasubag Akademik) dan Mas Adi staf kemahasiswaan.

Acara dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 11.00. Karena ruangan terbatas, acara anak BM ini dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pukul 09.00 untuk Jurusan Fisika dan Biologi dengan total peserta sekitar 50 mahasiswa, gelombang kedua dimulai pukul 10.00 untuk jurusan Kimia dan Matematika dengan total peserta sekitar 70 mahasiswa. Acara yang hanya diadakan setiap semester ini langsung dimulai dengan sambutan oleh Pak Agung selaku PD III.

“Kalian yang sedang duduk disini adalah anak terpilih yang sedang memegang amanah negara.” ungkap PD III dalam sambutannya pagi itu. Beliau juga berpesan kepada peserta yang hadir terkait tiga hal. “Berikanlah yang terbaik untuk amanah yang sudah anda semua terima, kembangkanlah diri anda semaksimal mungkin dengan segala fasilitas yang ada, apa yang sudah didapatkan (IP, red) dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan”

Setelah sambutan dari bapak Agung, dilanjutkan sambutan dari Ketua Jurusan (Kajur) Fisika pak Adi Susilo kemudian pak Dekan dan diakhiri dengan tanya jawab bersama pak Misenu selaku Kasubag Kemahasiswaan. Sayang sekali saat itu peserta yang hadir tidak lebih dari separuh undangan, sebagian besar karena sedang ada kelas atau kuis. Selain itu waktu yang disediakan untuk sharing juga sangat terbatas sehingga  peserta yang hadir kurang puas untuk mencurahkan keluh kesahnya.

Dari sedikit tanya jawab pagi itu, tampak sekali bahwa banyak informasi terkait beasiswa bidikmisi yang simpang siur. Beberapa diantaranya adalah jadwal turunnya uang saku bulanan dan program magang bagi penerima beasiswa di PPTI. Penerima BM seringkali mengeluh karena turunnya uang saku yang tidak jelas dan jarang sesuai dengan kontrak. Bahkan tiap penulis bertemu dengan anak BM pasti terselip pernyataan, “Kapan cair nih uang BMku…”

Tujuan diadakannya acara Pengarahan Mahasiswa Penerima Bidikmisi ini bukan hanya untuk sambutan, tebar motivasi, atau curhat semata. Tapi intinya untuk mengevaluasi hasil studi selama satu semester lalu. Beberapa mahasiswa yang memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) dibawah target BM dipanggil untuk menghadap bapak Agung guna membicarakan kelanjutan beasiswa mereka.

Di akhir acara, bapak Dekan memberikan tugas bagi peserta yang hadir. Tugasnya yaitu mencari 5 teman yang mempunyai IP dibawah kita dan 5 teman yang mempunyai IP diatas kita. Begitulah beliau mengajarkan kepada para peserta untuk memotivasi diri. Jangan menunduk terus dan jangan sering mendongak.

Akhir kata penulis berpesan kepada teman-teman semua terutama penerima beasiswa, janganlah kalian jadi manja dengan fasilitas yang sudah kalian peroleh. Jangan terbuai dengan jaminan hidup yang setiap bulan kalian nikmati. Ingatlah selalu bahwa itu uang rakyat, uang pedagang asongan, pemulung, petani yang rela menyisihkan rupiah untuk memenuhi kewajibannya yaitu membayar pajak yang juga digunakan untuk subsidi pendidikan. (vun)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun