Mohon tunggu...
Novita T.F
Novita T.F Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2011 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si jago Merah di Tobong

30 Desember 2012   02:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:49 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebumen, sabtu 29 desember 2012 sekitar pukul 19.10 terjadi sebuah kebakaran. Sebuah tobong (tempat pembakaran genteng) tepatnya di desa Sruweng hangus terbakar.Kejadian itu terjadi setelah tobong itu di pakai untuk membakar genteng (bahasa genteng lampetan). Tempat yang jauh dari keramaian membuat kejadian itu tidak diketahui. Rizki (18) seorang yang tinggal diseberang tempat itu menjelaskan saya sedang mandi kemudian saya melihat kearah timur terlihat sebuah percikan api di tobong sebelah pojok utara kemudian saya langsung memanggil ibu saya, kemudian ibu saya memanggil tetangga saya dan kemudian tetangga saya lari ke utara dan memanggil warga- warga.

Semua warga berhamburan menuju lokasi kejadian dengan keadaan api yang sudah besar dan kemudian bersama-sama mencoba memadamkan api. Dari segala arah warga mencoba memadamkan api. Dengan menggunakan ember, selang dan bambu. Warga kesulitan memadamkannya karena tobong yang diapit oleh 3 pabrik genteng dan dekat dengan rumah yang emrupakan salah satu dari ahli waris pemilik tobong tersebut. Karena takut akan api yang menyambar listrik maka listrik rumah dan tobong tersebut dipadamkan. Semakin lama api membesar mengakibatkan genteng dari atap tobong berjatuhan karena kayu lakarnya sudah habis sehingga membuat warga sulit dan waspada terhadap jatuhan genteng tersebut. Karena itu maka warga berinisiatif memadamkannya dengan menggunakan plastik yang diisi dengan air kemudian dilempar- lemparkan ke api dan menggunakan bamboo panjang yang diselipkan selang. Tidak hanya kaum pria yang bergotong royong mencoba memadamkan api, kaum wanita pun ikut membantu. Hampir 1,5 jam warga mencoba memadamkan api yang sudah melahap atap tobong dan kemudian barulah pemadam kebakaran datang. Api semakin besar karena cuaca yang banyak angin. Pemadam kebakaran terlambat datang karena memang desa ini jauh dari pos pemadam kebakaran pemkab Kebumen.

[caption id="attachment_217320" align="alignleft" width="864" caption="dokumen pribadi"][/caption]

Setelah pemadam kebakaran datang kemudian langsung memadamkan api dengan cepat. Pemadam kebakaran berhasil memadamkan api. Tetapi sayang, pemadam kebakaran itu kehabisan air sehingga pada waktu api muncul kembali dengan intensitas kecil yang kemudian menjadi sedang, api dibiarkan begitu saja sambil menunggu tanki air datang. Walaupun di dekat lokasi kejadian ada sumur, tetapi sumur tidak bisa digunakan. Sumurnya agak sat karena digunakan warga untuk memadamkan api. Alhamdulillah, tidak berselang lama gerimis mulai mengguyuh desa ini hingga hujanpun turun sehingga pemadam kebakaran memutuskan untuk kembali saja.

[caption id="attachment_217323" align="alignnone" width="919" caption="dokumen pribadi"]

13568327131037786546
13568327131037786546
[/caption]

Tobong yang dimiliki ahli waris dari bapak, yang baru di pakai oleh salah satu anak laki-laki dari pemilik asli tobong tersebut mengalami kerugian yang di taksir puluhan juta rupiah. Kerugian tidak hanya dialami oleh pemilik tobong tetapi juga dialami oleh bapak badrudin yang baru saja membakar genteng, pemilik pabrik disekitar tobong karena banyak genteng yang setengah jadi hancur tersiram air.

Kejadian ini bukan kali pertama terjadi pada tobong ini. Kebakaran tobong ini juga pernah terjadi tetapi api belum terlalu besar sehingga bagi warga tidak terlalu sulit untuk memadamkannya. Kejadian pertama juga terjadi pada keadaan yang sama yaitu ketika tobong dalam keadaan baru dipakai untuk membakar genteng. Dan pada saat itu juga yang sedang membakar genteng adalah pak badrudin.

Penyebab kebakaran merupakan sisa arang kayu yang digunakan untuk membakar genteng. Memang kebanyakan tobong terjadi karena sisa arang kayu tersebut ada yang belum padam kemudian tertiup angin secara terus menerus dan akhirnya menjadi api.

Dalam musibah ini terjadi kejadian lucu. Karena memang desa ini tidak pernah kedatangan pemadam kebakaran wargapun agak kampungan. Melihat pemadam kebakaran beraksi, wargapun gumun. Tidak hanya itu, anak- anak kecil juga malahan foto-foto dengan menggunakan background mobil pemadam kebakaran. “ Memang kita anak kampung hehehe” kata seorang anak yang sedang berfoto-foto.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun