Mohon tunggu...
novita suryadi
novita suryadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bukan Sembarang Sampah

22 Februari 2016   19:10 Diperbarui: 22 Februari 2016   19:39 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia sebagai makhluk hidup memiliki hasrat atau keinginan untuk menyatu dengan sesama dan lingkungan alamnya. Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Manusia yang diberi mandat untuk menjaga dan melestarikan lingkungannya malah tanpa ragu merusak bahkan menghancurkan ekosistem sekitarnya. Manusia kerap menimbulkan masalah pada lingkungan yang hanya satu-satunya ini. Salah satu masalah yang terjadi yaitu terkait sampah.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu beraktivitas. Aktivitas manusia tersebut sering kali menghasilkan material sisa yang kita kenal sebagai sampah. Aktivitas seperti makan, mencuci, mandi, dan lain sebagainya. Ketika makan, kita sering menggunakan kertas plastik, stereofoam, sendok plastik, yang hanya bisa sekali pakai. Ketika mencuci kita menggunakan deterjen cair dengan takaran per sachet. Kelak, akan dibuang dan dijadikan sampah. Lewat kurun waktu satu hari saja terdapat begitu banyak sampah yang bisa kita hasilkan. Parahnya, banyak sampah yang dibuang secara sembarangan. Keberadaan sampah yang tidak pada tempatnya jelas sangat mengganggu. Melihat kota kita penuh dengan sampah, tentu sangat memprihatinkan.

Akan tetapi, sampah bukanlah sesuatu yang harus dianggap menjijikkan atau perlu dihindari karena sampah masih bisa dimanfaatkan apabila kita dapat mengolahnya dengan baik dan benar. Jika diolah kembali, manfaat sampah cukup besar untuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Sampah bisa menjadi sumber humus untuk menjaga kesuburan tanah terutama sampah organik. Limbah dari sampah organik juga dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Sampah anorganik seperti plastik dan kertas dapat didaur ulang kembali menjadi barang-barang bermanfaat seperti kerajinan tangan yang cantik. Selain itu, sampah bisa menjadi bahan bakar alternatif melalui proses pembusukkan. Sampah yang telah dibusukkan dan menjadi gas metana nantinya bisa bermanfaat sebagai sumber listrik.

 Sebelum diolah, sampah diklasifikasikan terlebih dahulu. Sampah dapat dibedakan berdasarkan sifat dan sumbernya. Berdasarkan sifatnya, sampah dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik bersifat degradabel dan tersusun oleh senyawa organik (sisa tanaman, hewan, dan kotoran) yang mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya mikroorganisme. Sampah anorganik bersifat nondegredabel dan tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, botol, logam) yang sangat sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Kemudian berdasarkan sumbernya, sampah bisa berasal dari alam, rumah tangga, kegiatan komersial, dan sampah yang berasal dari kegiatan industri.

Untuk proses pengolahan sampah itu sendiri terbagi menjadi beberapa langkah. Langkah pertama yaitu pengumpulan sampah. Seluruh sampah yang berasal dari berbagai sumber dikumpulkan. Lalu,ada penyeleksian sampah. Sampah akan diseleksi berdasarkan klasifikasinya untuk dipilih yang mana masih bisa diolah kembali. Sampah yang masih bisa diolah kembali akan melalui tahap ketiga yaitu penampungan sampah. Sampah ditampung sebelum akhirnya diproses pendaur-ulangannya.

Adapun, kini daur ulang sampah pun dijadikan salah satu peluang bisnis. Salah satu bisnis daur ulang sampah yang meraup keuntungan miliaran rupiah adalah milik label CV Majestic Buana di Bekasi. Dipelopori oleh Baedowy, anak Indonesia yang berhasil meraih Dji Sam Soe award 2009, bisnis daur ulangnya kini diekspor hingga ke China untuk bahan baku polyester. Hal ini selain bisa membantu menyelamatkan kondisi lingkungan yang kritis, tindakan daur ulang sampah juga ternyata bisa membawa manfaat finansial. Nah, bagaimana dengan kita?  Jika Anda bukan orang sembarangan, maka jangan perlakukan sampah sembarangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun