Kita sudah terlalu lama tidur
selepas kejenuhan memahatnya menjadi monumen
di tubuhku
tak ada waktu bagi duka, apalagi luka
menapaki setiap gempuran, kehancuran
terus menerus tenggelam dalam arus, jadi abu
Aku ajari kau mencintai dunia sekali lagi
tataplah dedaunan itu seksama
ada kehidupan riuh, melamban mengayuh
ada rintik yang menumbuhkan, ada doa yang menguatkan
Siapkah kau menjadi manusia lagi?
yang berbudi, yang hatinya biru
orang membasuh mulut dendam
kau mengukir ikrar
di atas punggung bumi, kau mencari jati diri
mimpi-mimpimu berjatuhan kemudian menghilang
nun di kejauhan
tak apa lanjutkan saja tebarkan benih ke segala arah
untukmu: semoga bahagia menyertaimu
2024-2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H