Singgasana malam langit, Rahwana berdiri
Raja seribu wajah, di bawah langit terbelah
Ia menatap pada langit dingin sunyi
Mencari bayangan Sita, dalam kabut yang resah
Wahai dasamuka, pembawa cinta yang gelap
Rindu berkecamuk dalam dendam meluap
"Apakah engkau mencinta, ataukah sekadar tamak?"
"atau cintamu hanya selubung api?"
Di alengka yang megah namun terkutuk di jantungnya
Hatinya terbelah, bukan oleh Rama
Tapi oleh dewi yang tak tersentuh raganya
Sita, bunga terlarang dalam taman luka
Pedang tak bergema di dadanya,
Mencari keadilan dalam takdir terjalin
Namun cinta hanyalah tirai bayangan letih
Terkutuklah ia
Kematian mendekat, ia tak gentar
Rahwana tersenyum, meski takdirnya pudar
Sebab di dalam bayangan, cinta tetap membara
Sita di kejauhan, hatinya tiada sirna
2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H