Mohon tunggu...
Novita Sari
Novita Sari Mohon Tunggu... Aktor - Freelancher/enterprenership

Perempuan pecinta buku dan puisi. Senang menulis. Suka juga membahas tentang worklife, pendidikan, sejarah, finansial, dan kebijakan pemerintah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Raja Seribu Wajah

30 Oktober 2024   11:45 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:52 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Singgasana malam langit, Rahwana berdiri
Raja seribu wajah, di bawah langit terbelah
Ia menatap pada langit dingin sunyi
Mencari bayangan Sita, dalam kabut yang resah

Wahai dasamuka, pembawa cinta yang gelap
Rindu berkecamuk dalam dendam meluap
"Apakah engkau mencinta, ataukah sekadar tamak?"
"atau cintamu hanya selubung api?"

Di alengka yang megah namun terkutuk di jantungnya
Hatinya terbelah, bukan oleh Rama
Tapi oleh dewi yang tak tersentuh raganya
Sita, bunga terlarang dalam taman luka

Pedang tak bergema di dadanya,
Mencari keadilan dalam takdir terjalin
Namun cinta hanyalah tirai bayangan letih
Terkutuklah ia

Kematian mendekat, ia tak gentar
Rahwana tersenyum, meski takdirnya pudar
Sebab di dalam bayangan, cinta tetap membara
Sita di kejauhan, hatinya tiada sirna

2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun