Aku memandangnya, tali yang terjulur ke masa lalu
Melihat cermin yang terbelah menjadi tujuh
Supaya aku bisa bersembunyi dari dosa-dosa
Hanyut dalam lautan penyesalan
Hikayat-hikayat bisu menjelma riak tenang
Saat aku mengucap selamat malam pada kefanaan
Diriku dikritik begitu sadis
Oleh malaikat raqib dan atid
Seolah setiap helaan nafasku terhitung, terjaga
Lalu Nama-Mu menggema,
Di palung jiwa terdalam yang kusangka telah beku
Bertubi-tubi aku terpaku
Tersadarkah aku?
Atau justru tenggelam dalam penyesalan tanpa ujung?
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H