Mohon tunggu...
Novitasari
Novitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Allah Dapat Dilihat Kelak dengan Mata Kepala Manusia

3 Oktober 2018   11:49 Diperbarui: 3 Oktober 2018   15:33 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mu'tazilah perlahan lahan mendapat tempat di masyarakat islam . Pengaruh itu mencapai

puncaknya,menjadikan sebagai mahzhab yang dianut oleh Negara.

Salah satu prinsip dasar mahzhab Mu'tazilah yaitu Amar Ma'ruf Nahy Mungkar , mengajak kepada

kebaikan dan mencegah kemungkaran .Salah satu ajaran yang di tonjolkan adalah paham Al-Qur'an sebagai

tidak qadim, tetapi baru ( hadis) dan diciptakan .

Diantara orang -- orang yang di uji terdapat pemuka agama yang sangat popular , yaitu Imam
Ahmad bin Hambal dan Muhammad bin Nuh . Tetapi kedua tokoh kharismatik ini tidak maumenerima
paham Mu'tazilah dan bersih keras menyatakan pendapat kebalikannya , yaitu Al-qur'an sebagai Qadim.
Salah satu dialog antara Ishaq bin Ibrahim (Gubernur Irak) dengan Imam Ahmad bin Habbal sebai berikut di
bawah ini:
Ishaq : apa pendapatmu tentang Al- Qur'an ?
lbn Hanbal : Sabda tuhan.
Ishaq : Apakah ia diciptakan?
Ibn Hanbal : Sabda Tuhan. Saya tidak dapat mengatakan lebih dari itu .
Ishaq : Apa arti ayat "Allah Maha Mendengar "(al- Sami')dan Maha Melihat (al -- Bashir) disini
ishaq ingin menguji paham antropomorfisme sekaligus.
Ibn Hanbal : Tuhan menafsirkan diri-nyadengan kata kata itu.
Ishaq : Apa artinya?

Ibnu Hanbal :"Tidak tahu Tuhan adalah sebagaimana Dia sifatkan atas diri-nya,

Jawaban -- jawaban Ibn Hanbal yang cenderung tidak mengakui "Kemakhlukan Al- Qur'an"
menyebabkan dirinya dibelenggu, dipenjarakan dan dihadapakan kepada khalifah Al- Makmum di Tarsus.
Kedua, Kaum Mu'tazilah (yang mulai redup dan cenderung ditinggalkan oleh masyarakat ) juga tidak
banyak berpegang teguh pada al- sunnah dan al -- Hadits. Ini bukan lantaran mereka tidak percaya pada
Hadis Nabi dan kata -- kata para sahabat, akan tetapi mereka ragu akan originalitas Sunnah , sehingga
mereka di pandang sebagai golongan yang tidak berpegang teguh pada Sunnah. 

Doktrin Ajaran Aliran Asy'ariyah.
1. Sifat-sifat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaimana disebut di dalam al-Quran, yang di sebut sebagai sifatsifat yang azali, qadm, dan berdiri di atas zat tuhan. Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain
dari zatnya.
2. Al-Quran. Menurutnya,
al-Quran adalah qadm dan bukan makhluk diciptakan.
3. Melihat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.
4. Perbuatan Manusia.
Menurutnya, perbuatan manusia diciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh manusia itu sendiri.
5. Keadilan Tuhan.
Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia di akhirat.
Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan sebab Tuhan Maha Kuasa atas segalanya.
6. Muslim yang berbuat Dosa.
Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat di akhir hidupnya tidaklah kafir dan tetap
mukmin. Pengikut Asy'ari yang terpenting dan terbesar pengaruhnya pada umat Islam yang beraliran
Ahlussunnah wal jamaah ialah Imam al-Ghazali. Tampaknya paham teologi cenderung kembali pada
paham-paham Asy'ari. Al-Ghazali meyakini bahwa: a) Tuhan mempunyai sifat-sifat qadm yang tidak identik dengan zat Tuhan dan mempunyai wujud di luar zat. b) Al-Quran bersifat qadm dan tidak
diciptakan. c) Mengenai perbuatan manusia, Tuhanlah yang menciptakan daya dan perbuatan. d) Tuhan
dapat dilihat karena tiap-tiap yang mempunyai wujud pasti dapat dilihat. e) Tuhan tidak berkewajiban
menjaga kemaslahatan (a-alah wal alah) manusia.

Tokoh Aliran Asy'ariyah.
1. Al-Ghazali (450-505 H/ 1058-1111M)
2. Al-Imam Fakhrurrazi (544-606H/ 1150-1210)
3. Abu Ishaq al-Isfirayini (w 418/1027)
4. Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqilani (328-402 H/950-1013 M)
5. Abu Ishaq asy-Syirazi (293-476 H/ 1003-1083 M)

Asy'Ariyah di Tangan Para Penerusnya
Aliran Asy'ariyah termasuk cepat berkembang dan mendapat dukungan luas di kalangan
masyarakat.Akidah Asy'Ariyah menyebar luas pada zaman Wazir Nizham uk- Mulukpada dinasti bani
saljuq dan seolah menjadi akidah resmi negara.
a. Al- Baqillani
Pertama , Al- Baqillani mengambil teori atom yang telah dibaca kan oleh aliran Mu'tazilah sebagai
dasar penetapan kekuasaan Tuhan yang tak terbatas .
Kedua , Al -- Baqillani memberi makna baru terhadap sifat Allah yang disampaikan Asy'Ari dengan
menyebutkan kata "hal" sesuai dengan pendapat Abu Hasyim dari Mu'tazila.
Ketiga , Al- Baqillani bnerbeda pendapat dengan Al- Asy'Ari tentang perbuatan manusia . Manusia
sumbangan yang efektif dalam perwujudan perbuatannya.
b. Al- Juwaini
Pertama , tentang antropomorfisme. Menurut Al- Juwaini , tangan Tuhan (yad Allah) perlu
ditakwilkan dengan "kekuasaaan" allah.
Kedua , terkait perbuatan manusia.Pendapat Al -- Juwainitentang perbuatan manusia juga lebih maju
dari pendapat Al- Asy'Ari.
c. Al- Ghazali
Sikap Al- Ghazali dan pendapatnya tentang kalam dikemukakan dalam bukubya yang berjudul
Fhaisalut Taffriqah bainal Islam wa al -- Zindaqah . Ketokohan Al -- Ghazali bagi aliran Asy'Ariyah
dirasa sangat signifikan , karena ia adalah tokoh yang paling besar pengaruhnya pada umat Islam yang
beraliran Ahl-sunnah wa al-Jamaah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun