Dalam dunia bisnis saat ini telah terjadi banyak persaingan dan antusias yang sangat besar. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih serta ketertarikan anak muda terhadap bisnis merupakan salah satu hal yang menyebabkan dunia bisnis terus berkembang. Untuk mengetahui bagaimana suatu bisnis tersebut berjalan dengan baik atau sebaliknya, dapat diketahui melalui akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen mendorong Perusahaan dan pemilik UMKM untuk dapat menentukan perencanaan dan kegiatan yang akan dijalani. Dalam proses menentukan perencanaan, akuntansi manajemen akan mengidentifikasi permasalahan serta memilih berbagai alternativ tindakan yang akan dijalankan dimasa datang. Misalnya dengan menggunakan pendekatan analisis biaya volume laba (BVL). Analisis biaya volume laba (BVL) ialah salah satu perhitungan dalam akuntansi manajemen yang berfungsi untuk mengendalikan biaya serta mengidentifikasi permasalahan dalam Perusahaan yang digunakan untuk menentukan perencanaan serta membantu Perusahaan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Analisis BVL bertujuan untuk memungkinkan pemilik UMKM agar dapat memahami hubungan mengenai biaya, volume (kuantitas penjualan) serta harga jual sehingga dapat menunjukkan keputusan yang strategis. Konsep dasar metode ini adalah untuk menentukan kondisi dimana pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan sama besarnya (Break Event Point).
Di kota sukoharjo tepatnya di Dusun III, Kelurahan Gumpang, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah terdapat Usaha Rumahan “Rambak Kulit Sapi Siswanto” yang berdiri pada awal tahun 2014, bergerak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berfokus pada rambak kulit sapi. Pemiliknya bernama Bapak Iwan Sastianto atau biasa dipanggil Bapak Siswanto. Itulah alasan mengapa pada usaha ini dinamai usaha rumahan “Rambak Kulit Sapi Siswanto” dengan dibantu 9 pegawai membuat usaha ini terus berkembang hingga sekarang, Meskipun sudah memiliki banyak pelanggan, mempunyai ciri khas dan branding yang baik. Usaha rumahan Rambak Kulit Sapi Siswanto ini juga menghadapi masalah yang umum dialami oleh banyak UMKM seperti pengelolaan keuangan dan pengendalian biaya. Dalam pengelolaan keuangan dan pengendalian biaya, Akuntansi manajemen dapat dipilih untuk membantu dalam perencanaan serta pengambilan keputusan yang strategis seperti penerapan Analisis Biaya Volume Laba (BVL).
Penerapan Analisis Biaya Volume Laba (BVL). pada usaha Rumahan Rambak Kulit Sapi Siswanto ini dimulai dengan menganilisis biaya produksi yang dikeluarkan pada usaha Rambak Kulit Sapi Siswanto yang meliputi berbagai komponen seperti, Jumlah Produksi, Biaya bahan baku, Biaya Overhead Pabrik, biaya Variabel, biaya Tetap, dan biaya lain-lain. Adapun biaya produksi meliputi, Biaya Bahan Baku Langsung (merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku, dan biaya yang tidak bisa dipisahkan dalam produksi), Biaya Overhead Pabrik (merupakan biaya penunjang yang dikeluarkan untuk membantu mengubah bahan menjadi produk selesai), Biaya Tenaga Kerja Langsung (merupakan biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja yang berkontribusi membuat bahan mentah menjadi produk selesai), Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (merupakan biaya yang dikeluarkan untuk penunjang pembuatan produk selesai tetapi tidak dapat di telusuri langsung kepada produk selesai), serta biaya lain-lain. Dari berbagai biaya yang telah kita dapatkan kita dapat masukan dalam kategori biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per unit tetap. Pada usaha Rambak Kulit Sapi Siswanto ini seperti minyak, gas, bumbu,dan masih banyak lagi sebagai bahan penolong produksi dan alat penunjang. Sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara per unit berubah. Pada usaha ini seperti, tenaga kerja, Bensin, Listrik, dsb. Dengan Analisis Biaya Volume Laba dapat membantu pemilik usaha untuk mudah mengetahui berapa banyak uang yang digunakan dalam produksi serta mengetahui kapan mereka dapat mencapai titik impas. Titik Impas merupakan titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau bisa dikatakan titik dimana laba sama dengan nol. Terdapat 2 kategori titik impas pada metode ini yaitu titik impas penjualan dalam unit dengan pendekatan Laba operasi dan titik impas penjualan dalam unit dengan pendekatan margin kontribusi. Selain itu, untuk mendapatkan keuntungan dalam penjualan perlu memperhitungkan margin of safety atau unit penjualan yang diharapkan dapat dijual di atas volume impas.
Metode analisis Biaya Variabel Laba (BVL) merupakan perhitungan yang tepat digunakan oleh pedagang UMKM. Dengan metode ini para pemilik UMKM dapat menentukan rencana dan membantu mengambil Keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, dengan metode ini dapat menentukan margin of safety atau unit penjualan yang diharapkan dapat dijual di atas volume impas agar mendapatkan nilai laba yang diperhitungkan. Dalam cakupan yang lebih luas, dengan adanya analisis BVL ini juga, tidak hanya dapat membantu UMKM untuk bertahan ditengah persaingan yang ketat ini tetapi juga dapat berkembang dengan pesat. Pemahaman akan titik impas, memperhitungan target laba (margin of safety), dan Menyusun strategi yang tepat, Usaha Rumahan Rambak Kulit Siswanto dapat meningkatkan keberlanjutan bisnis mereka dan bertahan hingga mendapatkan kesuksesan jangka panjang untuk melewati pesaingnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H