Mohon tunggu...
Novita NurmalitaDewi
Novita NurmalitaDewi Mohon Tunggu... Human Resources - manusia

belum menjadi apa-apa dan masih berproses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Budaya Keluarga Sepanjang Pandemi

15 Januari 2021   11:58 Diperbarui: 15 Januari 2021   12:04 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus corona mulai terdeteksi pertama kali mucul di negara China pada Desember 2019. Menyebar dengan cepat diberbagai negara termasuk Indonesia sekitar awal Maret 2020 dengan adanya dua warga Indonesia yang positif covid-19.  Virus Covid 19 yang tidak terlihat serta dapat menyebar dengan cepat  berpindah tempat bahkan banyak orang yang terkena tanpa gejala. Dengan mengurangi interaksi di lingkungan masyarakat dan berdiam diri di rumah menjadi perlindungan bagi semua orang dalam menghadapi situasi ini. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menanggulangi virus covid-19 agar penyebaran semakin menurun seperti work from home (WFH), beribadah dirumah, belajar secara daring agar mengurangi beraktifitas diluar rumah.

Situasi pandemi ini menimbulkan berbagai perubahan di masyarakat hampir di seluruh dunia. Salah satu perubahannya masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan dan juga kebersihan diri dan lingkungan. Kelurga adalah dampak terdekat yang bisa kita lihat dan rasakan. Kita tau sebuah keluarga terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan adanya anak serta keharmonisan maupun kehangatan yang ada di dalam sebuah keluarga. Salah satu tempat yang sangat efektif sebagai tempat perlindungan yaitu rumah. Rumah akan sangat efektif apabila dihuni dengan keluarga yang berkualitas, karena kualitas dalam keluarga akan terbentuk apabila memiliki ketahanan terhadap apapun yang menjadi tantangannya seperti halnya pandemi ini.

Keluarga memiliki peran utama dalam melaksanakan kebijakan dalam menerapkan hidup bersih. Keluarga harus dapat saling melindungi antar sesama anggota keluarga dengan cara mengajarkan kepada semua anggota keluarganya untuk selalui cuci tangan, menggunakan masker ketika keluar rumah, tidak berkerumun dengan banyak orang, dan tidak banyak beraktifitas keluar rumah. Keluarga juga memiliki tanggung jawab sosial dalam mengenalkan tingkah laku anggota keluarga yang lain, dan memberikan pengertian kesehatan  agar menjaga kesehatan saat ini dan kedepannya.

Sebuah perubahan dan pola budaya baru pastinya akan menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negative. Dalam penerapanya suatu pola budaya baru yang akan merubah kehidupan masyarakat khususnya dalam keluarga tentunya. Dampak positif seperti keluarga menjadi lebih membiasakan diri berperilaku hidup bersih, dan hal tersebut akan menjadi motivasi bagi diri sendiri dan berusaha untuk tidak menularkan kepada orang lain. Dampak negatifnya rentan menimbulkan berbagai konflik karena saat ini kita benar-benar bertemu setiap hari dan pasti ada rasa bosan karena adanya pola komunikasi baru yang belum terbiasa hingga menyebabkan perbedaan pendapat.

Pola komunikasi yang baik dalam keluarga harus berjalan secara timbal balik dan seimbang. Setiap onggota keluarga diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan punya hak yang sama dalam mengambil keputusan. Jika adanya permasalahan harus diselesaikan dengan baik, perbedaan pendapat bukan menjadi halangan untuk mencapai tujuan. Namun harus dipahami bersama sebagai dinamika yang membuat interaksi dalam keluarga lebih berwarna.

Menurut Jalaludin Rakhmat (2013) komunikasi yang baik dalam keluarga dipengaruhi oleh adanya faktor kepercayaan, dukungan dan keterbukaan. Kepercayaan terhadap tanggung jawab masing-masing, dukungan dengan rasa empati, dan keterbukaan untuk bisa saling memahami satu sama lain akan mempererat hubungan dalam keluarga.

Seiap anggota keluarga harus menerapkan kepercayaan, dukungan, dan keterbukaan dalam berinteraksi dan melakukan kegiatan-kegiatan positif di rumah. Mengisi waktu dengan hal-hal yang menyenangkan dan mendiskusikan banyak hal bersama akan membantu keluarga lebih dapat bertahan dalam berbagai kondisi. Kebersamaan saat ini yang harus disyukuri oleh setiap keluarga, sebagai berkah di masa pandemi ini karena dapat bertemu dan berinteraksi dengan semua nggota keluarga yang belum tentu kita rasakan sebelum adanya pandemic ini..

Pandemi covid 19 ini menjadi suatu masalah yang harus dihadapi dan berupaya dalam meningkatkan kedisiplinan hidup bersih menjadi hal yang wajib saat ini dengan memberikan faktor protektif yang ditunjukkan dengan adanya kebersamaan antar anggota keluarga dan komunikasi yang semakin baik dengan adanya saling mendukung antar anggota keluarga masing-masing.

Adanya pandemic covid-19 yang terjadi saat ini merubah suatu kondisi yang ada pada keluarga khususnya dalam menjaga kesehatan dari mulai mewajibkan memggunakan masker ketika keluar rumah, jaga jarak dengan tidak berkerumun. Pastinya karena keluarga merupakan pusat inti dalam beradaptasi seseorang sebelum keluar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun