Mohon tunggu...
Novita Ningrum
Novita Ningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa dan Karyawaan Swasta

Berkarya Dalam Sosial Media,Berbijak Dalam Bertutur Kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasib Upik Abu Solopolitan

31 Agustus 2021   08:50 Diperbarui: 27 September 2021   11:39 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gadis kecil di putri kerjaan ayah dan ibu nya
masa kanak-kanak yang mengemaskan gembira lincah ria ,
ketika tumbuh beranjak menjadi manusia dewasa
alur waktu mngubah perasaan pemikiran dan segalanya...
upik abu metropolitan sebutnya
sewaktu kecil dia sering sakit-sakitan dan keluar masuk rumah sakit , biaya yang di keluarkan pun  sangat banyak. Dan di situasi itu ayah dan ibu nya sibuk bekerja,karena upik abu butuh perawatan lebih intensif maka Ibu dari upik abu pun memutuskan untuk risend dari kerjaan nya dan fokus merawat upik abu.
Setelah beberapa tahun akhirnya upik abu kembali tersenyum.
Dan dulu dia menjadi peri kecil ayah nya kini telah tumbuh menjadi gadis, senyum nya melebar,tampak tinggi kurus keronta, mata nya yg rabun karna buku,kulit nya yg kuning langsat,
dunia begitu egois baginya
terlalu liar sprti tercambuk dunia begitu kejam ekonomi mnjdi momok di hidup nya
asmara nya juga sering membuatnya malah terpuruk ,lelaki yg mndekatinya hanya penasaran bukn krna tulus , seringkali hatinya hancur karena harapan...
Usaha Ayah nya yang semakin hari semakin memburuk , roda perekonomian kebutuhan yang tinggi, membuat ekonomi tak stabil.
keributan sering terjadi di keluarga ini
adik nya yang semakin liar dan nakal
orang tuanya yang lanjut usia tua dan keriput
menguras pikiran tenaga waktu muda nya
berpikir sendiri untuk keluarganya
tulang punggung dia menopa segala ruangan
seperti ingin mengulang waktu ktika mnjdi gadis kecil ayah
waktu tau sinopsis tidak bisa memutar waktu alur mundur hnya jd cerita masa kanak-kanak
masa dmna merasa semesta begitu tega
egoisnya dunia , membuat hidup harus bertahan
dengan jiwa semen tiga roda
perjuangan nya sendiri tnpa belaskasih
tampak sungkan kata ini
semoga jika gelar nya di raih dengan cucuran keringat
upik abu menemukan lelaki yang tepat memperlakkan  nya seperti Ratu
dan upik abu akan bahagia
suatu saat nanti......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun