Yang terakhir ini nih yang biasanya banyak saya temui kalo pas kondangan. Tugas bridemaids kalau di budaya aslinya disana (western) cuapeknya ga karuan. Mulai dari pra acara sampai setelah acara mereka-mereka yang dikasih jabatan "bridemaids" harus jaga mood dan bantu ini itunya si calon pengantin. Jadi bukan sekedar foto-foto grup ala girls squad terus upload semua sosmed. Ga jarang juga para bridemaids ini harus merelakan jatah cuti kerja mereka buat menyukseskan acara sang calon pengantin loh.
Dari tigas alasan diatas ini mungkin bisa jadi pertimbangan buat kalian yang masih bimbang mau menghadirkan bridemaids pada acara spesial kalian atau tidak. Tapi, sederhananya sih karena saya dari suku jawa yang masih agak kental melestarikan budaya jawa, rasanya ga worth it kalau ngasih teman/sahabat amanah sebagai bridemaids. Istilah bridemaids yang merupakan budaya orang barat ini kalau dikita ya kurang lebihnya kayak pager ayu sih. Sama- sama pakai pakaian senada hanya saja kalau pager ayu hanya hadir dan membantu saat acara saja.Â
Sampai sekarag saya masih banyak melihat di kampung dan desa acara pernikahan yang dibuat pesta atau resepsi kayak gini jadi ajang buat menunjukkan eksistensi semangat gotong royong yang jadi ciri khas orang Indonesia (katanya). Tapi balik lagi kepada kalian, karena beda orang pasti beda referensi. Jadi, tidak ada larangan atau keharusan buat ada atau tidaknya bridemaids diacara bahagia kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H