Mohon tunggu...
Novita Mandasari
Novita Mandasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Seorang istri sekaligus pengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kereta Api Kita; Sejarah, Tantangan, dan Harapan

30 September 2017   02:44 Diperbarui: 30 September 2017   03:32 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PT KAI juga akan membangun jalur kereta api di Sumatera. Saat ini kereta api dari Medan ke Stasiun Bandara Kualanamu telah digunakan masyarakat. Menurut Presiden Jokowi dalam jangka panjang akan dibangun jalur kereta api sepanjang 1.400 km dari Banda Aceh hingga Lampung, Bireun-Lhoksemawe-Langsa-Besitang hingga ke Rejosari-Bakauheni. Selain Sumatera, PT KAI akan membangun jalur kereta api di Kalimantan sepanjang 2.428 dan jalur kereta api di Sulawesi sepanjang 1.772 km.

Bila seluruh jaringan kereta api di seluruh wilayah Indonesia telah terealisasi, ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dunia yang kemudian akan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat. Bukan hal yang tidak mungkin Indonesia memiliki industri kereta api seperti di China, Rusia, Jepang, dan Jerman. Harapannya dengan dikembangkannya industri kereta api maka masyarakat akan lebih memilih menggunakan kereta api dari pada kendaraan pribadi sehingga akan mengurangi kemacetan dan meningkatkan produktivitas manusia.

PT KAI membutuhkan dukungan dan kerjasama dari Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia. Kereta api akan menjadi penghubung antar wilayah di Indonesia, bahkan kelak harapannya kereta api Indonesia dapat terhubung ke negara-negara luar. Peningkatan produktivitas dan mobilitas penumpang dan barang idealnya didukung oleh moda transportasi kereta api. Moda transportasi kereta api dapat lebih berkontribusi meningkatkan ekonomi nasional. Semoga  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun