Ketimpangan Infrastruktur: Tantangan Utama dalam Pembangunan Ekonomi Daerah Tana Toraja
Â
Salah satu sumber ekonomi di Tana Toraja adalah dari pariwisata, maka dari itu pemerintah berusaha agar Pembangunan sejumlah prasarana infrastruktur pendukung pariwisata di Kawasan Tana Toraja untuk lebih ditingkatkan lagi. Kondisi faktual ketersediaan infrastruktur aksesibilitas maupun konektivitas di Tana Toraja pada saat ini bila dibandingkan dengan besarnya potensi pariwisata yang dimiliki oleh Tana Toraja turut menjadi indikator kesenjangan yang paling mempengaruhi pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Toraja, terutama wisatawan mancanegara. Pemerintah saat ini juga sedang berusaha untuk mengimbangi antara infrastruktur di bidang transportasi dan pariwisata. Tana Toraja dikenal sebagai tempat wisata budaya yang unik karena adat istiadat pemakaman tradisionalnya dan pemandangan alamnya yang menakjubkan. Namun, ketimpangan dalam infrastruktur pariwisata menjadi salah satu penghalang utama untuk menarik lebih banyak pengunjung. Banyak tempat wisata belum memiliki fasilitas yang diperlukan, seperti akses jalan, tempat parkir, dan penginapan yang layak. Kawasan tertentu seperti Rantepao sering kali menjadi pusat pembangunan infrastruktur, sementara wilayah lain yang memiliki banyak potensi pariwisata kurang diperhatikan.
Infrastruktur di bidang transportasi di Tana Toraja pada saat ini masih sangat memperhatin kan. Pemerintah perlu untuk lebih memperhatikan pelosok-pelosok yang jalanan nya masih sangat tidak layak guna. Perjalanan menuju ke objek wisata yang harus nya hanya sebentar tetapi menjadi lama dikarena jalanan yang rusak, perjalanan wisata atau pun perjalanan biasa menjadi terhambat. Tana Toraja terkenal dengan wisata budaya dan alam, namun fasilitas pendukung seperti hotel, penginapan, restoran, dan sarana transportasi ke destinasi wisata seringkali tidak memadai. Hal ini membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung dan mengurangi potensi pendapatan dari sektor pariwisata. Dan juga jalan utama yang menghubungkan Toraja dengan kota-kota lain seperti Makassar, tetapi beberapa jalan kecil mungkin masih dalam kondisi yang kurang baik. Bidang transportasi di Tana Toraja tidak hanya mengenai jalanan yang rusak tapi transportasi umum juga masih sangat kurang. Transportasi umum yang terbatas juga mempengaruhi mobilitas masyarakat dan barang, sehingga meningkatkan biaya distribusi dan mengurangi efisiensi ekonomi. Toraja hanya memiliki satu Bandara yaitu bandara Pongtiku di Rantepao, yang merupakan akses utama udara ke daerah tersebut. Bandara ini melayani penerbangan dari dan ke Makassar.
Di Tana Toraja juga pengguna Listrik nya masih belum merata meski begitu Sebagian besar Masyarakat suku Toraja telah menggunakan Listrik tetapi masih terdapat juga daerah-daerah terpencil yang masih tergantung pada sumber energi alternatif seperti generator diesel dan juga energi terbaharukan. Akses telekomunikasi di Tana Toraja saat ini sudah mulai berkembang dengan baik tetapi layanan kecepatan dan kualitas internet masih bervariasi tergantung pada tempat lokasi. Seperti di kota-kota besar contohnya Rantepao, kualitas internet nya pasti lebih baik dari daerah-daerah perdesaan.
Fasilitas umum Kesehatan seperti Rumah Sakit di Tana Toraja memang sudah ada tetapi belum cukup memadai untuk menanggani berbagai penyakit yang dialami oleh Masyarakat Tana Toraja. Didalam menanggapi hal tersebut sangat diharapkan pemerintah lebih mengutamakan fasilitas-fasilitas yang sangat di butuhkan Masyarakat salah satunya adalah fasilitas untuk kebutuhan Kesehatan ini. Tidak hanya fasilitas Kesehatan saja yang kurang tetapi juga fasilitas untuk Pendidikan juga belum merata. Bisa dikatakan bahwa tidak semua sekolah yang ada di Tana Toraja mempunyai fasilitas yang cukup memadai. Banyak desa-desa pelosok yang fasilitas sekolah nya masih sangat perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah agar para tenaga pengajar dan siswa-siswi dapat menjalani kegiatan belajar mengajar dengan nyaman dan tentunya dengan terpenuhinya fasilitas kegiatan belajar mengajar lebih dimudahkan. Seperti melakukan kegiatan praktikum maupun membaca di perpustakaan. Setidaknya pemerintah menyediakan lab, perpustakaan, dan prasarana kegiatan belajar mengajar yang meliputi meja, kursi, papan tulis, dan perlengkapan kegiatan olahraga.
Ketimpangan ekonomi yang paling menonjol di Tana Toraja adalah ekonomi yang bergantung pada sektor tertentu saja, seperti pariwisata dan pertanian. Pariwisata memang menjadi penghasilan utama dan cukup menjanjikan bagi sesetengah Masyarakat tetapi pertanian masih sangat kurang dikarenakan Masyarakat Toraja belum terlalu menguasai teknologi, SDM yang dimiliki masih kurang, sehingga kurang optimalnya penggunaan teknologi yang mengguntungkan seperti promosi wisata dan budaya yang di miliki TanaToraja dan bahkan teknologi yang memudahkan para petani melakukan pekerjaan mereka.
Dampak ketimpangan infrastruktur terhadap Pembangunan ekonomi :
•Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Merata: Ketimpangan infrastruktur menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat di daerah yang memiliki akses infrastruktur lebih baik, sementara daerah yang infrastrukturnya tertinggal akan kesulitan untuk berkembang secara ekonomi.
•Migrasi Penduduk: Ketimpangan ini juga menyebabkan migrasi dari desa ke kota, di mana orang-orang dari daerah terpencil pindah ke pusat-pusat ekonomi untuk mencari peluang yang lebih baik. Ini bisa memperburuk kondisi ekonomi daerah pedesaan karena berkurangnya tenaga kerja produktif.
•Hambatan Investasi: Kurangnya infrastruktur dasar yang memadai menjadi hambatan bagi investor luar untuk menanamkan modal di wilayah ini, yang bisa memperlambat laju industrialisasi dan pembangunan daerah.