Pendidikan yang memerdekakan adalah sebuah pendekatan dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk memberdayakan peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang lebih luas. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk menjadi individu yang lebih mandiri, kreatif, dan kritis. Sehingga hal-hal yang tidak selaras terkait praktik pendidikan dengan prinsip pendidikan yang memerdekakan perlu dirubah atau dikembangkan dan bila dipandang perlu supaya dihilangkan.
SMP Negeri 7 Kota Probolinggo merupakan sekolah yang pernah menyandang Sekolah Inspirasi di bidang Literasi dari LPMP Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018, sekarang LPMP berganti nama menjadi Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), merupakan sekolah yang dengan penghargaan itu memiliki nilai tersediri dan telah menjadi gerbang dalam mewujudkan prinsip Pendidikan yang Memerdekakan.
Melalui program unggulan One Event One Piece Of Writing Work SMP Negeri 7 Probolinggo menanamkan kebebasan kepada peserta didik, bahkan juga kepada guru, untuk menuangkan gagasannya melalui sebuah tulisan yang kemudian dihimpun sekolah untuk menjadi sebuah buku antologi atau buku solo. Di sini peserta didik dan guru diberikan kebebasan untuk menulis hasil pemikiran dalam bentuk tulisan yang dikemas secara ilmiah, kreatif, dan inofatif.
One Event One Piece Of Writing Work yaitu sebuah program menghasilkan karya berupa tulisan yang dihasilkan oleh peserta didik dan guru pada satu peristiwa atau even tertentu atau pada peristiwa-peristiwa tertentu, misalkan pada Hari Besar Nasional, Hari Besar Islam, dan Hari Lingkungan. Suatu misal pada momen Isro' Mi'roj SMP Negeri 7 Kota Probolinggo mengadakan kegiatan lomba menulis tentang perjalanan Rasullullah SAW atau keteladanan Nabi Muhammad SAW. Ketika bulan Bahasa SMP Negeri 7 Kota Probolinggo juga mengadakan lomba membuat karya tulis cerpen, baca dan cipta puisi, menggambar poster himbauan untuk menyalurkan segala potensi dan bakat minat peserta didik.
Dengan terbiasa mencurahkan isi hatinya, menganalisa sebuah pendapat dari tokoh, meresume kegiatan yang sudah dilaksanakan maka harapannya peserta didik akan terlatih untuk berpikir kritis, kreatif dan mandiri.
Buku antologi maupun buku solo yang dihasilkan dari program One Event One Piece Of Writing Work ini sangat membantu dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia Pendidikan di Kota Probolinggo, Perpustakaan Nasional di Jakarta, dan Perpustakaan Daerah. Ini semua tidak terlepas dari sosok kepemimpinan pembelajar, yang dalam hal ini adalah kepala sekolah dan guru-guru yang menjadikan sebuah program ini menjadi salah satu program unggulan dalam Pendidikan yang Memerdekakan.
Praktik baik yang berprinsip Pendidikan Yang Memerdekakan ini selanjutnya adalah dikembangkan dengan Pembelajaran Berbasis Projek melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5). Dimana pada setiap elemen unsur penilaiannya ada nilai karakter yang peserta didik dapatkan. Dengan topik yang beragam seperti Bhineka Tunggal Ika, Suara Demokrasi, Bangunlah Jiwa Raga, Rekayasa Teknologi, dan Gaya Hidup Berkelanjutan sekolah menjadi penghubung atau mediator dengan dunia luar untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Melalui Projek melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) peserta didik seolah mendapatkan ilmu baru yang pada kurikulum sebelumnya belum ada, yaitu pembelajaran yang lebih berorientasi kepada peserta didik yang tentunya memerdekakan mereka. Mengolah rasa, raga dan karsa menjadi jembatan untuk meningkatkan segala kemampuan yang dimiliki oleh anak sudah selaras dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.Â
Adapun praktik prinsip Pendidikan yang Memerdekakan pada SMP Negeri 7 Kota Probolinggo yang perlu dikembangkan adalah menjaga komitmen diri untuk terus semangat dalam meningkatkan kolaborasi dan komunikasi yang efektif diantara guru dengan guru, serta antara guru dengan kepala sekolah, bahkan komunikasi dengan peserta didik. Hal yang juga perlu dikembangkan adalah insiatif guru-guru dalam Pendidikan yang Memerdekakan ini yaitu adalah penerapan pembelajaran yang bediferensiasi di kelas yang harus berbeda dengan sajian model pembelajaran konvensional.