Tulung, 29 Juli 2024- Mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengadakan pelatihan pembuatan yoghurt berbahan dasar jagung di Balaidesa Daleman pada Kamis, 25 Juli 2024. Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan pemanfaatan jagung, salah satu komoditas utama pertanian di Indonesia, dengan melibatkan ibu-ibu PKK setempat. Jagung, yang merupakan salah satu hasil pertanian dominan di Indonesia dan menempatkan negara ini di posisi delapan sebagai produsen jagung terbesar di dunia menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), selama ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam produk olahan.
Pelatihan ini diadakan sebagai upaya untuk mengatasi rendahnya pemanfaatan jagung dalam industri pengolahan pangan dan untuk memberikan nilai tambah bagi produk pertanian tersebut. Sebagian besar penduduk Desa Daleman berprofesi sebagai petani, dengan tanaman utama berupa padi, jagung, tembakau, dan sayur mayur. Dengan banyaknya hasil jagung yang melimpah, namun belum dimanfaatkan secara maksimal, pelatihan ini bertujuan untuk mengubahnya menjadi produk olahan bernilai jual tinggi.
Dalam pelatihan yang diselenggarakan di Balaidesa Daleman tersebut, peserta mempelajari teknik pembuatan yoghurt dari bahan-bahan seperti jagung manis, air, bubuk agar, susu bubuk, gula, dan bibit yogurt biokul. Yoghurt sendiri adalah produk pangan yang dihasilkan melalui proses fermentasi susu dengan menggunakan bakteri tertentu, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Dengan menggunakan jagung sebagai bahan dasar, diharapkan dapat menciptakan inovasi baru dalam produk olahan pangan.
Para ibu PKK yang diundang dalam acara ini sangat antusias dan aktif dalam setiap sesi pelatihan. Mereka diberi pengetahuan tentang cara mengolah jagung menjadi yoghurt serta strategi pemasaran produk tersebut agar dapat dikembangkan sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan keterampilan yang diperoleh, diharapkan mereka dapat memproduksi yoghurt jagung secara mandiri dan menjualnya di pasar lokal.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk mengembangkan produk olahan pertanian yang memiliki nilai jual, sehingga dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat desa. Selain itu, pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran akan potensi jagung yang selama ini belum digarap secara optimal, serta membuka peluang baru bagi para petani dan pengusaha kecil di daerah tersebut.
Inisiatif ini merupakan contoh konkret dari upaya integrasi antara pendidikan tinggi dan pengembangan komunitas lokal. Dengan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat desa, diharapkan akan tercipta inovasi yang bermanfaat dan berkelanjutan, serta dapat menjadi model bagi desa-desa lain yang memiliki potensi serupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H