Aku memberanikan diri untuk membuka dompet tersebut dan melihat foto wanita cantik yang menabrakku di cafe tadi bersama dengan Pria tampan yang sudah beristri itu. Akhirnya aku teringat kembali moment dimana aku merasa sangat kaget dan berusaha secepat mungkin memasukkan semua barang ke dalam tas milikku. Mungkin disaat itulah benda ini bisa ada di dalam tas ku. Aku memberanikan diri untuk membuka lebih dalam isi dompet itu, aku menemukan sebuah KTP, KTP atas nama REISA CHRISTIANI. Ternyata nama wanita cantik itu adalah Reisa. Setelah mengamati KTP nya, aku menyimpan kembali dompet itu dan berencana untuk mengembalikannya besok hari ke alamat yang tertera di KTP tersebut. Akhirnya aku melanjutkan membaca buku ku dan tanpa disengaja aku pun tertidur dengan sendirinya.
Kring....... Kring...... kringggggggggggg, alarm ku berbunyi, dengan rasa kantuk yang sangat berat aku melayangkan tanganku menuju posisi dimana alarm ku berada dan aku mematikannya kembali lalu melanjutkan tidurku karena hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana aku memiliki kebebasan untuk bisa bangun kapan saja. Tepat pukul 07.30 WIB handphone ku berdering dan aku mengangkatnya dengan keadaan setengah sadar "Hallo...". Tiba-tiba "Hai Cantik... sudah sarapan belum?" yahhhhh, itu adalah mamaku, mamaku adalah satu-satunya orang yang setiap kali telpon selalu panggil aku "Cantik". Yahhhh beberapa Ibu pasti melakukan hal yang sama kepada anak yang disayanginya. Seperti biasa, ketika aku menjawab "Belum Ma" pasti mama akan mengeluarkan beribu macam nasehat yang membuatku merasa teramat sangat bersalah sebagai gadis yang bangunnya kesiangan.Â
Mama selalu bilang "Anak gadis gak boleh bangun lama-lama, nanti susah dapat jodoh. Anak gadis harus bangun sepagi mungkin, kemudian saat teduh lalu beres-beres, masak, nyuci, medi pedi, bila perlu sempetin diri ke salon atau ke mall buat cuci mata. Ini kan weekend kamu harus keluar rumah dong memanfaatkan hari libur kamu, jangan di rumah terus" yahhh begitulah mamaku, karena ocehannya yang sangat panjang, akhirnya tidurku pun terganggu dan aku bangun. "Iya ma, ini uda bangun. Udah dulu yah, aku mau saat teduh". Setelah saat teduh, seperti biasa aku memasak kemudian sarapan pagi dan bersih-bersih rumah. Sebagai wanita yang baru bekerja di Ibu Kota, rumah merupakan tempat yang nyaman bagiku. Biasanya aku selalu meghabiskan weekend ku di rumah dengan membaca buku, menonton atau video call dengan Mama yang jauh di kampung.Â
Tapi weekend kali ini berbeda, aku harus keluar rumah dan mencari alamat rumah Raesa untuk mengembalikan dompetnya. Setelah semuanya selesai, aku bersiap-siap menuju alamat rumah Raesa. Setelah 1 Jam perjalanan, aku menemukan sebuah rumah yang sangat mewah tetapi sangat sunyi. Aku berusaha memastikan kembali bahwa alamat yang ku temukan sama persis dengan alamat yang ada di KTP Raesa, "Bener kok alamatnya, gak salah kan yah?" pikirku dalam hati sambil memandang rumah yang sangat mewah tersebut. Aku berusaha membunyikan bel rumah sambil mengucapkan kata "Permisi, apakah ada orang didalam?", aku melakukan hal yang sama beberapa kali, akan tetapi tidak ada yang menjawab ataupun membukakan pintu.Â
Akhirnya dengan berlahan aku menyusuri halaman rumah yang sangat luas tersebut, hingga aku tiba dihalaman belakang yang sangat indah, terdapat beberapa pohon dan pantai yang sangat indah. "uwahhhhh....." ucapku kaget melihat keindahannya. Namun tanpa disengaja ada yang mencuri perhatianku. Aku melihat seorang wanita yang mencoba untuk bunuh diri dengan menggantungkan tali di salah satu batang pohon yang ada di tepi pantai tersebut. Sontak aku langsung berlari untuk meraih kakinya untuk mencegahnya bunuh diri. Wanita itu terus berusaha untuk melepaskan pelukanku dikakinya sambil mengatakan : "Lepaskan.... Lepaskan aku.. aku sudah tidak mau hidup lagi".
 Lalu aku berteriak : "Sudah hentikan, bunuh diri bukanlah keputusan terakhir. Kamu bukanlah wanita yang paling menyedihkan di dunia ini" aku berusaha memberanikan diri untuk melihat wajahnya. Ternyata wanita itu adalah Raesa. "Apa karena pria bodoh itu kamu melakukan ini? Sudahlah, dia tidak pantas atas hidupmu. Berhentilah, semua dapat diselesaikan dengan baik" ucapku sambil merayunya untuk mengeluarkan kepalanya dari tali itu. " Kamu tidak mengerti..... kamu tidak mengerti perasaanku" ucap Raesa. "Bagaimana aku bisa mengerti apabila kamu tidak menjelaskannya. Sudahlah.... Turunlah terlebih dahulu, kita bisa cari solusinya bersama.Â
Apakah kamu mau melihat pria itu bahagia dengan menyakiti wanita-wanita lain diluar sana? Apakah kamu bahagia kalau bakalan banyak wanita yang akan melakukan hal yang sama seperti kamu saat ini hanya karena pria bodoh itu? Turunlah, semua pasti ada solusinya" ucapku sambil menangis tersedu-sedu melihat keadaan Raesa saat itu. Setelah terdiam selama beberapa menit sambil menangis, akhirnya Raesa mengeluarkan kepalanya dari tali itu, dan kami berduapun terjatuh dan terbaring diatas rerumputan yang tidak jauh dari pantai. Akhirnya aku bisa bernafas lega, meskipun Raesa masih menangis dan terbaring. Setelah keadaan sedikit tenang, aku dan Raesa duduk diatas rumput tempat kami terjatuh sambil menatap kearah pantai. Saat itulah Raesa mulai menceritakan alasan-alasan mengapa dia berniat untuk melakukan hal Bodoh itu.
Raesa adalah anak satu-satunya di keluarganya, Papa dan Mamanya merupakan orang  yang sangat dihormati dilingkungannya. Papa dan Mamanya sangat menyayanginya dan selalu memberikan apapun yang diinginkannya. Kemarin merupakan hal terburuk yang dialami Raesa sehingga membuat jiwanya sangat terguncang dan ingin bunuh diri. Pria tampan kemarin adalah Aldo. Aldo adalah seorang pengusaha muda di Ibu kota. Aldo dan Raesa sudah berpacaran selama 3 tahun hingga akhirnya mereka bertunangan dan berencana untuk menikah 2 minggu lagi. Aldo adalah seorang anak yatim piatu, Ibu & ayahnya meninggal dalam kecelakaan saat dia kuliah. Setelah itu Aldo tinggal sebatang kara di Jakarta. Begitulah cerita Raesa saat itu.Â
Kedua orang tua Raesa sangat menyayangi Aldo sebagaimana menyayangi Raesa. Melihat kedua orang tuanya merasa cocok dengan Aldo, membuat Raesa sangat yakin bahwa pria pilihannya adalah orang yang tepat untuk dijadikan suami olehnya. Gedung untuk resepsi pernikahan pun sudah ditentukan, gereja sudah ditentukan dan undangan pernikahan sudah di sebar. Akan tetapi akhir-akhir ini Raesa menemukan suatu kejanggalan dari sikap Aldo, sepertinya ada hal yang telah ditutupi oleh Aldo. Raesa pernah mendengar pembicaran antara Aldo dengan seseorang ketika Raesa sedang menyiapkan minum untuk Aldo, mereka berjanji untuk bertemu di Cafe malam itu, akan tetapi ketika Raesa menanyakan hal tersebut ke Aldo, Aldo hanya mengatakan hanya meeting dengan rekan kerja.Â
Namun karena merasa curiga, Raesa datang ke cafe tersebut tanpa sepengetahuan Aldo pada malam hari. Awalnya Raesa kaget, karena ternyata rekan bisnisnya Aldo tersebut adalah seorang wanita. Raesa mencoba mengamati dari Jauh, ternyata Aldo terlihat sangat mesra dengan wanita tersebut. Hingga akhinya Raesa bertemu dengan seorang pelayan cafe yang saat itu sedang membuang sampah di luar. Raesa memberanikan diri untuk bertanya kepada pelayan Cafe tersebut. Raesa berkata : "Maaf permisi mas, apa mas nya kenal dengan pria itu?" pelayan tersebut pun menjawab : "oohhh, Pak Aldo. Tentu saja mbak. Pak Aldo dan istrinya adalah pelanggan setia kita setiap bulannya." Raesa sejenak terdiam dan kaget mendengar kata-kata "istri". Lalu Raesa kembali bertanya "istri??? Pak Aldo bukannya masih single yah mas? Jangan bercanda deh mas". Pelayan tersebut pun menjawab : "Single apanya mbak? Itu Pak Aldo dan istrinya, mereka sudah menikah selama 4 tahun. Mereka LDR Mbak, dan sejak bulan ini istrinya memutuskan untuk tinggal di ibukota bersama dengan Pak Aldo". Karena sangat kaget mendengar pernyataan tersebut maka Raesa langsung berlari kedalam Cafe dan menampar Aldo lalu membuang cincin pertunangan yang pernah diberikan oleh Aldo." Sejak saat itu Raesa merasa sangat sedih dan takut.Â