NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MAULIDAN DI DESA KECAPI TAHUNAN JEPARA
Tradisi dan kebudayaan  hasil cipta, karsa, dan rasa manusia merupakan suatu yang kompleks yang mencakup aspek pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat istiadat, kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan hidup yang diwariskan secara temurun-temurun (Soejarno, 1990). Seperti yang ketahui banyak sekali tradisi-tradisi di negara kita. Seperti, tradisi ngaben di Bali, tradisi dugderan yang ada di Semarang, tradisi Tabuik di Sumatera Barat, tradisi Mitoni disebagian daerah Jawa, dsb. Tidak terkecuali di Desa Kecapi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara ada sebuah tradisi yang bernama Maulidan yang dilaksanakan masyarakat desa Kecapi yang mayoritas beragama Islam. Tradisi maulid ini merupakan tradisi yang dilakukan setiap tanggal 1 sampai 12 Rabiul Awal pada waktu selepas sholat maghrib berjamaah di masjid ataupun mushola.
Tradisi ini berlangsung sampai sekarang sebagai wujud upaya untuk melestarikan tradisi nenek moyang. Selain itu, tradisi ini juga diadakan dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang didalamnya terdapat kegiatan membaca barzanji dan sholawat Nabi yang merupakan bentuk kecintaan kita kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. Kata "maulid" terambil dari kata "walada, yuladu, maulidan", yang arti kata maulidan adalah kelahiran (Syarif, 2006). Sedangkan tradisi maulid nabi merupakan sebuah perayaan yang dilakukan dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW Sebagai bentuk rasa cinta umat kepada sang nabi. Dalam tradisi maulid nabi di desa Kecapi terdapat nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalamnya, seperti nilai akidah, nilai ibadah, nilai akhlak, dan nilai sosial kemasyarakatan.
Pertama, Nilai adalah iman atau keyakinan. Akidah dalam Islam tercermin dalam rukun iman. Dalam tradisi maulid ini masyarakat melaksanakan perintah Allah Swt yakni perintah untuk bersholawat kepada nabi Muhammad SAW, terdapat pada QS. Al-Ahzab: 56 yang berbunyi :
Artinya : "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya".
Dengan sholawat tersebut akan meningkatkan kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah dan juga rasul-Nya. Kedua, Nilai ibadah adalah panduan manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia menuju akhirat. Nilai ibadah terbagi menjadi dua ibadah mahdah dan ghairu mahdah. Dalam tradisi maulid di desa Kecapi para masyarakat saling bersilaturahmi, bersholawat, sedekah, ceramah, dan melaksanakan kegiatan manfaat lainnya. Ketiga, Nilai akhlak adalah suatu ukuran tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja yang muncul dari dorongan jiwa. Dalam tradisi maulidan di desa Kecapi dilaksanakan dengan membaca al-barjanzi, burdah, dan simtu ad-dhuror yang mana kitab-kitab tersebut menerangkan tentang sejarah dan kisah-kisah nabi Muhammad agar kita selaku umat beliau bisa meniru dan meneladani akhlak beliau. Keempat, Nilai sosial kemasyarakatan adalah suatu standar atau ukuran tingkah laku seseorang dalam proses integrasi sesama manusia supaya mampu mewujudkan kelompok manusia yang bertaqwa kepada Allah dengan cara saling menjaga ukhuwah dalam bermasyarakat. Dalam tradisi maulid di desa Kecapi ini dilaksanakan dengan cara masyarakat melakukan musyawarah, bergotong-royong dan bekerja sama dalam mempersiapkan acara.
    Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi maulid nabi yang dilaksanakan setiap tanggal 1 sampai 12 Rabi'ul awwal oleh sebagian masyarakat muslim di desa Kecapi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW itu terdapat nilai-nilai pendidikan Islam di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H