Mohon tunggu...
Novita Dwi Sri Rahayu.
Novita Dwi Sri Rahayu. Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar.

“The Best Way To Get Started Is To Quit Talking And Begin Doing.” – Walt Disney

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Uji Pertahanan Bom Nuklir Korea Utara dalam Teori Hubungan Internasional

27 Juli 2023   14:50 Diperbarui: 27 Juli 2023   14:51 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 2022, uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara menukik tajam. Dengan 31 percobaan dalam periode setengah tahun program uji coba nuklir mencapai titik terendah. Sejak Kim Jong Un mengambil alih sebagai pemimpin Korea Utara pada akhir 2011, uji coba bom nuklir menjadi semakin signifikan. Uji coba nuklir rutin telah dilakukan oleh negara tersebut sebagai bagian dari pengembangan program senjatanya. Ia jelas fokus sebagai pemimpin untuk memperluas pengembangan persenjataan nuklir Korea Utara, yaitu rudal balistik yang bisa membawa bom. Dengan perkembangannya yang secara pesat, Korea Utara telah mencoba menguji setiap bentuk rudal, termasuk ICBM dan rudal balistik jarak pendek, menengah, dan jarak jauh. Akibatnya, Korea Utara mulai menjadi ancaman yang lebih besar bagi masyarakat secara global. 

Tidak terjadi dalam semalam bahwa Korea Utara mengembangkan senjata nuklir. Korea Utara menerima pembangkit reaktor nuklir pada tahun 1950 setelah diakui sebagai sekutu Soviet. Hal ini dikarenakan kecemasan Uni Soviet bahwa Korea Utara akan tertinggal dari Korea Selatan setelah Perang Korea menyebabkan perilaku ini. Reaktor nuklir adalah fasilitas nuklir yang dikembangkan pertama kali oleh Korea Utara dengan model Uni Soviet yang dioperasikan bertujuan untuk penelitian di Yongbon, Korea Utara. Di tempat ini Uni Soviet membantu Korea Utara menjalankan reaktor nuklir berdaya 5MW. Bentuk Reaktor ini sangat kecil sehingga tidak akan menjadi perhatian negara-negara disekitarnya karena membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi reaktor untuk memproduksi plutonium yang cukup dan kemudian menjadi sebuah bom nuklir. Fasilitas nuklir ini juga dilaksanakan secara mandiri dan memfokuskan pada lingkaran bahan bakar nuklir. Dengan adanya fasilitas nuklir di kota Yongbon, Korea Utara dapat menerima plutonium dan menguasai teknologi nuklir yang dimana juga mendorong Kim II Sung memutuskan untuk mendirikan sebuah senjata nuklir. Bagi mereka, senjata nuklir akan membuat Korea Utara merasa lebih kuat dari Korea Selatan. Selain itu kegunaan senjata nuklir adalah menangkal serangan Amerika Serikat dan meminimalisir ketergantungan Korea Utara terhadap Uni Soviet dan Cina. Juga memberikan jaminan keamanan bagi mereka yang selama ini tidak ditawarkan oleh negara manapun dalam komunitas Internasional. Hal ini dikarenakan Korea Utara menghadapi kondisi keamanan yang lemah terutama sepanjang Perang Korea.

Namun seringkali Korea Utara meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dengan tidak mengindahkan ancaman dari pihak internasional untuk tidak mengembangkan nuklirnya sebagai senjata dan keluar dari Non Profilferation Treaty (NPT). Hal tersebut tentu saja memicu reaksi dari pihak Jepang yang akan mengancam stabilitas keamanannya, memberikan pernyataan akan menembak apapun objek tidak dikenal yang ada di wilayahnya. Perkembangan yang terjadi dalam hubungan antar "Major Power" dapat dimulai dari nol akibat situasi yang terjadi di Semenanjung Korea, terutama pada nuklir yang diakibatkan oleh Korea Utara. Apabila terjadinya Perang di Semenanjung Korea selain dapat menghancurkan negara-negara yang terlibat juga dapat mengganggu kestabilan politik internasional.   

Hingga saat ini Korea Utara berusaha mengembangkan nuklir yang disebabkan oleh beberapa faktor. Oleh karena itu terdapat skenario pengembangan dalam uji pertahanan bom nuklir Korea Utara, diantaranya Pyongyang berusaha mencoba untuk berkomunikasi dengan Korea Selatan yang selama ini merasakan sikap permusuhan dari Korea Utara dan Pyongyang bermaksud mengembangkan gudang senjata nuklir untuk digunakan melawan Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Pengembangan nuklir menjadi sebuah ancaman besar bagi Korea Selatan dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk memperkuat dan mempertahankan militernya dengan bantuan Amerika Serikat dan Jepang.

Tindakan uji coba senjata nuklir oleh Korea sejalan dengan perspektif neorealisme dalam teori hubungan internasional. Hal ini disebabkan kemampuan perspektif neorealisme untuk menjelaskan bagaimana struktur internasional mempengaruhi perilaku negara. Selain itu, aktivitas Korea Utara memiliki tujuan yang sama dengan sudut pandang ini, yaitu mengerahkan pasukannya seefektif mungkin untuk membangun stabilitas keamanan negara. Hal ini juga konsisten dengan teori kekuatan neorealisme, yang berpendapat bahwa militer dan ekonomi suatu negara dapat menjadi indikator yang baik tentang seberapa kuat negara tersebut. Jelas bahwa Korea Utara terus bekerja untuk memaksimalkan kehebatan militernya, khususnya yang berkaitan dengan senjata nuklir. 

Dari analisis yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat dilihat tindakan Korea Utara dalam menguji pertahanan Bom Nuklir ini dapat dijelaskan dengan teori neorealisme, khususnya realisme ofensif. Menurut teori ini, negara akan mendapat jaminan perlindungan dan ketahanan karena mengusahakan rasa aman nasional. Hal ini terkait langsung dengan motivasi Korea Utara yang sangat mementingkan angkatan bersenjata. Namun, mengingat sisi ekonomi suatu negara juga signifikan dari sudut pandang neorealisme, kerentanan Korea Utara terletak pada kegagalannya mengelola kekayaannya.

Artikel ini sebagai salah satu syarat Tugas II Mata Kuliah Teori Hubungan Internasional dengan Dosen Pengampu: Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LLM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun